“Dari hasil laporan anggota TNI dan Polri serta relawan, jumlah korban meninggal mencapai 92 orang dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Pidie Jaya,” kata Pangdam yang juga didampingi Kapolda Aceh Irjen. Rio S Djambak kepada wartawan saat meninjau lokasi gempa di Kabupaten Pidie Jaya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/12/2016).
Didampingi Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak, Pangdam meninjau beberapa lokasi gempa di sepanjang jalan Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen. Pangdam menyatakan, pencarian korban terus dilakukan di sejumlah titik karena diperkirakan masih ada warga yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Untuk mempercepat proses evakuasi, Pangdam menegaskan pihaknya akan mengerahkan secara maksimal pasukan TNI yang ada di wilayah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen.
“Anggota Polri yang ada di tiga kabupaten tersebut pun akan dikerahkan untuk membantu proses pencarian bersama Basarnas, RAPI, PMI, dan BPBD,” lanjutnya.
Kapolda Rio menyebut ada dua daerah yang paling parah terdampak gempa yang terjadi pukul 05.03 WIB, yakni Meureudu, ibu kota Pidie Jaya, dan Kecamatan Ulee Glee.
Para korban luka telah dievakuasi ke tiga rumah sakit terdekat, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Pidie, RSUD Pidie Jaya, dan RSUD Bireuen.
Sementara itu, sedikitnya diperkirana 92 toko rusak berat dan sebagian rata dengan tanah yang berada di lima kecamatan, yakni Meureudu 41 unit, Kecamatan Tringgadengn 26 unit, Kecamatan Bandar Dua 7 unit, Kecamatan Bandar Baru 16 unit dan Kecamatan Meurah Dua 2 unit.
Sedangkan lima masjid di kabupaten dan kecamatan tersebut mengalami rusak parah. Selain bangunan-bangunan itu, terdapat empat titik badan jalan di kawasan Pidie Jaya juga mengalami retak-retak, seperti di Kecamatan Tringgadeng, Lungputu, dan Ulim.(En)