Gen-Z dan Masa Depan Puisi Esai

  • Whatsapp
Gen Z siap berkarya dengan Puisi Esai di era AI (foto: istimewa)

Cepu, beritalima.com| – Generasi Z (Gen-Z) di Indonesia adalah kelompok demografis yang cukup besar. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Gen-Z mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.

Jumlah penduduk Gen-Z di Indonesia diperkirakan mencapai 74,93 juta jiwa, atau sekitar 27,94% dari total populasi. Angka ini menunjukkan potensi besar mereka sebagai penggerak berbagai bidang kehidupan, termasuk sastra.

Dalam dunia sastra, Gen-Z memiliki peran signifikan untuk menjaga keberlanjutan. Sebagai generasi yang akrab dengan teknologi, mereka mampu memadukan tradisi dan inovasi. Hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan genre sastra baru, termasuk puisi esai.

Puisi esai adalah genre sastra yang menggabungkan puisi, narasi, dan catatan kaki. Genre ini diperkenalkan oleh Denny JA pada tahun 2012 melalui karyanya Atas Nama Cinta. Sejak itu, puisi esai berkembang pesat, menciptakan ruang baru dalam khazanah sastra modern.

Sebagai genre yang unik, puisi esai menawarkan kelebihan tersendiri. Ia memberikan ruang bagi pembaca untuk mendalami tema melalui narasi dan catatan kaki. Pendekatan ini menjadikan puisi esai tidak hanya estetis tetapi juga informatif.

Perkembangan puisi esai di Indonesia telah menginspirasi penulis di berbagai negara. Beberapa negara yang mengenal genre ini adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Puisi esai juga telah dipromosikan ke negara-negara seperti Mesir dan Inggris, membuktikan potensi genre ini untuk diterima di panggung sastra global.

Denny JA, sebagai penggagas puisi esai, memiliki visi yang jauh ke depan. Ia menyadari pentingnya regenerasi dalam menjaga keberlanjutan genre ini. Oleh karena itu, ia meluncurkan dana abadi untuk perkembangan puisi esai hingga 50 tahun ke depan.

Langkah ini menunjukkan keyakinan Denny JA terhadap potensi Gen-Z. Sebagai generasi terbesar saat ini, Gen-Z memiliki energi dan kreativitas luar biasa. Dengan akses ke pendidikan dan teknologi, mereka dapat membawa puisi esai ke level berikutnya.

Gen-Z juga dikenal sebagai generasi yang peduli pada isu-isu global. Dari lingkungan, kesetaraan, hingga hak asasi manusia, semuanya menjadi perhatian mereka. Puisi esai dapat menjadi medium bagi Gen-Z untuk menyuarakan pandangan mereka.

Sinergi antara Gen-Z dan puisi esai adalah peluang besar bagi dunia sastra. Di satu sisi, puisi esai menawarkan format yang fleksibel dan relevan dengan isu-isu modern. Di sisi lain, Gen-Z memiliki potensi untuk menyebarkan genre ini melalui platform digital.

Masa depan puisi esai bergantung pada bagaimana Gen-Z mengapresiasi dan mengembangkannya.Dengan populasi yang besar dan potensi kreatif yang melimpah, mereka menjadi penjaga genre ini.

Apalagi, dana abadi yang diluncurkan Denny JA memberikan fondasi kuat untuk pengembangannya. Dalam konteks global, Gen-Z di Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain. Mereka dapat memperkenalkan puisi esai sebagai kontribusi budaya Indonesia di panggung dunia.

Dengan demikian, puisi esai menjadi bagian dari diplomasi budaya yang memperkuat identitas bangsa. Sebagai kesimpulan, Gen-Z dan puisi esai memiliki hubungan yang saling menguntungkan.

Gen-Z memberikan energi baru bagi dunia sastra, sementara puisi esai menawarkan ruang ekspresi. Sinergi ini tidak hanya menjanjikan masa depan cerah bagi puisi esai, tetapi juga bagi sastra Indonesia.

Oleh Gunawan Trihantoro, Sekretaris Kreatif Era Artificial Intelligence (KEAI) Provinsi Jawa Tengah

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait