beritalima.com | Ketua Gerakan Solidaritas Masyarakat Membangun Pamekasan Sejahtera (SORBAN MERA) Firman Syah Ali yang akrab disapa Kak Mamang mengaku prihatin karena hasil Swab Test Covid-19 sangat lama, yaitu antara 14 sampai dengan 23 hari.
“entah terpengaruh oleh siapa, kesadaran grass root pamekasan akan bahaya Covid-19 sangat rendah, bahkan sampai pada level tidak percaya akan keberadaan Covid-19, oleh karena itu pemerintah harus bergerak serba cepat terutama di bidang swab test” ujar Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
“Banyak tenaga medis pamekasan curhat ke SORBAN MERA, mereka merasa kewalahan dengan tingkah polah para pasien Covid-19 selama menunggu hasil swab test, ada yang gedor-gedor pintu, ada yang mengancam petugas, ada yang pulang paksa, bahkan lebaran lalu ada yang sampai berlebaran dengan handai taulan, kalau nanti hasil swab tesnya negatif ya Alhamdulillah, tapi kalau hasilnya ternyata positif bagaimana?” sergah Bendahara Umum Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur ini.
“Dengan mempertimbangkan karakter masyarakat madura serta tingkat kesadaran yang terbilang rendah, sebaiknya Madura diberi alat tes PCR sendiri, agar tidak tergantung ke Surabaya” lanjut Anggota Badan Pertimbangan Organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Propinsi Jawa Timur ini.
Ketua Pengurus Koordinatoriat Sahabat Mahfud MD Jawa Timur ini berharap statemennya diperhatikan oleh para stakehokders, baik pusat maupun daerah. “Bahaya kalau terus-terusan begini, keselamatan masyarakat terancam, tolong para stakeholders terutama penentu kebijakan dan pengguna anggaran, beri atensi untuk Madura” pungkasnya.