MALANG, beritalima.com| Kembali sekelompok Debt Collector bergerombol di tepi jalan sepanjang Jalan Surabaya Karanglo dan membuat ulah yang meresahkan warga. Kali ini si debt collector memangsa salah satu wartawan cewek dari salah satu media online nasional. Bahkan gerombolan debt collector sempat akan menampar wartawan tersebut saat mengambil video, dan juga mengintimidasi untuk menghapus video. Adapun kejadian tersebut pada Selasa (02/04/2019) di sekitar tidak jauh dari perempatan Karanglo – Malang.
” Saat saya hendak perjalanan menuju ke Kantor DPRD Kabupaten Malang, berboncengan bersama mitra media juga dari Lawang, yang kebetulan kami satu profesi dan bersamaan mendatangi panggilan dari Humas DPRD Kabupaten Malang di Kepanjen, namun baru sampai di perempatan Karanglo kami dipepet dan ditendang oleh dua (2) orang laki-laki bertubuh gempal yang berboncengan juga, selain itu dari belakang juga ada lagi temannya pakai sepeda motor besar juga memepet kendaraan kami, yang otomatis kami pun minggir dan sontak kaget, tak lama kemudian datang satu orang lagi yang menggunakan sepeda motor besar,” ungkap Fitri salah satu wartawan online nasional kepada awak media, Rabu(03/04).
Menurutnya setelah Ia turun dan matikan motor, ke empat pelaku yang mengatasanamakan dari debt collector tersebut langsung mendorongnya ke arah utara sedangkan, rekan kerjanya di dorong ke arah selatan. Selain bersitegang, ucapan kasar dan disertai perilaku kasarpun juga didapatkan Fitri.
Hal itu menurut Fitri karena dirinya sempat mengambil video kejadian tersebut, namun salah satu dari teman segerombolan debt collector itu memukul Handphonebnya sehingga jatuh terpental di jalan.
“Namun tidak rusak atau pecah, dan kemudian salah satu dari oknum debt collector tersebut langsung menghapus video saya, kami pun tak bisa berbuat banyak mengingat kami terpojok dan kejadian tersebut terjadi begitu cepat,” imbuhnya.
S.Utomo, salah satue rekan kerja Fitri yang juga seorang wartawan, membenarkan kejadian itu dan ini sangat memprihatinkan, mengingat kejadian tersebut juga tidak jauh dari pos lantas Polres Malang, yang memang setahunya di sekitar tempat tersebut menjadi tempat berkumpulnya debt collector.
“Saya juga menyayangkan kejadian ini, kalaupun memang ada keterlambatan pembayaran kan bisa diomongkan secara baik – baik, ataupun bisa juga di datangi kerumah dengan cara baik – baik, bahkan jika memang ada surat penyitaan dari pengadilan pun kami akan berikan, bukan dengan cara kekerasan seperti ini,” kata dia.
Apalagi dari salah satu oknum debt collector tersebut sempat melontarkan kata kata bahwa debt collector tidak takut karena dibelakangnya ada kenalannya dari Polisi, TNI, bahkan KPK.
“Bahkan sempat terlontar bahwa salah satu debt collector mengaku punya banyak kenalan, hal itu tentunya semua itu kan gak benar, karena apapun yang terjadi Hukum tetaplah kekuasaan tertinggi Negara,” jelasnya.
Meski tidak ada luka yang serius dan kerugian, namun penegak hukum diharapkan dapat menindak pelaku pelaku kejahatan yang dapat mengancam keselamatan orang lain. [Red/Lum]