Gibran Tutup Rumah Belajar Yang Ajarkan Siswa Rusak Makam, Forum Santri: Dukung Penuh Tindakan Tegas Walikota!

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP FOKSI) mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Walikota Surakarta Gibran Rakabuming atas penutupan sekolah yang mengajarkan ajaran intoleransi kepada anak-anak di bawah umur.

Dari informasi yang dihimpun, sekitar 10 anak merusak sejumlah kuburan Kristen di Kompleks Pemakaman Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, pada 16 Juni 2021. Mereka merusak batu nisan pada 12 makam.

Anak-anak tersebut diketahui sebagai anak didik sebuah rumah belajar yang tak jauh dari pemakaman tersebut. Gibran mengatakan proses hukum bakal dilakukan kepada para guru dan proses pembinaan kepada anak-anak yang masih di bawah umur.

“Tindakan tegas Walikota Surakarta ini harus kita dukung penuh. Pemerintah harus tegas menutup sekolah ataupun tempat-tempat yang mengajarkan nilai-nilai intoleran dan radikal kepada para siswanya. Anak-anak seharusnya diajarkan tentang Pancasila dan toleransi di dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” kata Ketua Umum DPP FOKSI Muhammad Natsir Sahib, pada Selasa (22/6/2021).

Natsir yang merupakan alumni salah satu Pondok Pesantren di Surakarta ini mengecam adanya oknum ataupun kelompok tertentu yang berupaya menanamkan doktrin-doktrin intoleransi dan radikalisme kepada generasi muda Indonesia.

“Kami dari FOKSI mengecam keras oknum dan kelompok yang berupaya mengajarkan nilai-nilai intoleransi kepada anak-anak yang merupakan aset masa depan bangsa. Saya yang pernah nyantri di Solo mengetahui betul permasalahan radikalisme dan ekstrimisme Islam di Solo. Kami mendukung penuh langkah tegas yang dilakukan oleh Walikota Solo,” ungkap Natsir.

Natsir meminta kepala daerah di wilayah Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan tegas terhadap virus radikalisme dan ekstrimisme yang mencoba masuk melalui jalur pendidikan.

“FOKSI mengharapkan kepala daerah di seluruh Indonesia dapat melakukan hal yang sama dan tidak memberikan ruang bagi penyebaran virus radikalisme melalui jalur pendidikan. Forum Santri siap menjadi mitra pemerintah untuk membangun moderasi beragama dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” lanjut Natsir.

Natsir telah berpesan kepada jajaran DPC Solo dan DPW Jawa Tengah untuk membantu Walikota Solo dan Gubernur Jateng untuk menangani persoalan intoleransi dan ekstrimisme Islam. Begitu juga hal yang sama telah dipesankan kepada DPW dan DPC di seluruh Indonesia.

“Saat ini ada upaya yang sistematis dan masif dari kelompok radikal untuk menyebarkan paham-paham ekstrimisme dan narasi kebencian kepada umat agama lainnya. FOKSI siap membantu pemerintah dalam melakukan program penyuluhan dan wawasan kebangsaan untuk anak-anak sejak tingkat PAUD hingga menengah,” pungkas Natsir.

Saat meninjau lokasi makam pada Senin (21/6/2021), Gibran Rakabuming mendengarkan kesaksian dari warga sekitar. Menurut warga setempat kepada Gibran, salib bahkan patung di lokasi makam itu sempat digeser oleh pelaku.

“Dipukul Pak sama batu (Makamnya), salibnya dirobohin, makamnya sampe digeser,” ungkap salah seorang warga.

Gibran juga menyoroti keberadaan rumah belajar atau sekolah tersebut. Dia mengaku akan menutup sekolah itu karena tidak memiliki izin dari pemerintah.

“Tutup aja. Dah nggak bener, sekolahnya, gurunya,” tutupnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait