Gincu Merah Yang ‘Komersil’

  • Whatsapp

Penulis Wartawan Berita Lima : Gede Siwa

Tulisan saya ini mengajak pembaca agar lebih mendalam memaknai gincu merah yang komersil.

Tidak sedikit para kaum adam bertekuk lutut kedasyatan ‘power’ si pemilik gincu merah, bahkan dari kedasyatan ginju merah, para kaum adam sebagian rela melakukan apa saja.

Sementara para pemilik gincu merah dengan lihai, bermodal paras yang cantik mereka dengan lincah memainkan perannya mencari calon korban untuk menjadi korban berikutnya.

Peradaban gaya hidup modern, merupakan sebuah trend baru dalam melakoni hidup dengan didukung, mereka merupakan masyarakat papan kelas atas, soal finansial tidak menjadi masalah.

Bahkan begitu dasyatnya sipemilik ginju merah tidak sedikit para kalangan papan atas menjadikan si pemilik gincu merah menjadi simpanan.

Inilah bergesernya peradaban dunia modern, hingga menyebabkan tidak sedikit para kalangan papan atas menjadikan hal itu menjadi gaya hidup baru dalam melakoni hidup saat ini.

Kita bercermin dengan sejumlah artis di negara ini, utamanya artis papan atas mereka menyebutnya, seperti lantunan tembang yang dilantunkan vokalis rock gaek, Ahmad Albar, mereka menyebutnya dunia ini panggung sandiwara. Benarkah demikian…?

Ketika semuanya telah terbius dengan kedasyatan si ginju merah, dunia berubah menjadi panggung sandiwara. Lantas bagaimana jadinya jika semua telah melakoni serta mempertahankan gaya hidup yang dibungkus dengan drama sandiwara…?.

Itulah mungkin dibutuhkan rasa tulus dan ikhlas dalam setiap menjalankan fropesi apapun yang kita lakoni pribadi lepas pribadi agar terlepas dari jeratan si pemilik gincu merah.

Tidak sedikit para pemilik finansial ‘tebal’ serta berada dalam lingkaran kekuasaan, misalnya kasus yang sempat heboh didunia maya,cetak dan elektronik, menerpa beberapa anggota DPR RI yang terjerat kasus mesum porno grafi sebagai bukti nyata akibat gincu merah yang memiliki magnet begitu kuat untuk mencari korban.

Sementara, ketimpangan gaya hidup sangat berbeda jauh dengan apa yang dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan gaya hidup dilakoni oleh sebagian orang orang yang berada dalam lingkaran kekuasaan itu. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *