SURABAYA, beritalima.com|
Anggota DPRD kota Surabaya Arif Fathoni mengungkapkan dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang, partai Golkar sepenuhnya berkoalisi dengan partai Gerindra. Diharapkan, dalam koalisi tersebut tercipta kerjasama yang bersinergi dan saling menguntungkan. Diantaranya adalah jika Airlangga Hartarto diberikan kesempatan untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai Cawapres.
“Dalam Rakernas terbaru seluruh DPD provinsi se-Indonesia memberikan mandat kepada ketua umum untuk menentukan akan berkoalisi dengan partai mana dan maju dengan siapa, tetapi sejak awal saya sebagai kader di daerah ini mencermati kondisi geopolitik global yang tidak menentu. Perang Rusia Ukraina yang berpotensi menjadi perang barat dan timur terus berlanjut, kemudian konflik dagang Tiongkok sama Amerika. Menurut saya rakyat Indonesia ini membutuhkan kolaborasi kepemimpinan yang kuat, dalam hal ini terwakili oleh figur Pak Prabowo dengan seorang teknokratik adalah Airlangga Hartarto, sehingga dalam situasi global yang tidak menentu begitu paling tidak Indonesia 5 tahun mendatang ini bisa jelas arah kebijakannya,” jelas anggota komisi A DPRD kota Surabaya ini.
Lebih lanjut Arif menyampaikan kenapa Kemudian kami harapkan ada kolaborasi kepemimpinan yang kuat dengan seorang teknokrotik yang dimiliki oleh Pak Pak Prabowo ini, suka tidak suka beliau mewakili nilai-nilai kepemimpinan militer yang teguh dalam prinsip.
“Ini bisa menjaga hubungan baik kita dengan negara-negara lain, meskipun dalam situasi konflik kepentingan yang luar biasa, baik perang secara langsung maupun perang dagang. Yang kedua, dalam situasi ketidakpastian global seperti saat ini, Pak Airlangga ini sudah teruji dan mumpuni menggawangi perekonomian kita, meskipun dihantam pandemi covid. Kemudian berada di tengah antara konflik dagang Amerika Tiongkok, Alhamdulillah Indonesia ekonominya masih bisa terjaga dengan baik. Makanya kami berharap bahwa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia 5 tahun mendatang adalah kolaborasi dari dua nilai-nilai kepemimpinan itu. Kebetulan di sisi ini Golkar sebagai pendukungnya,” tuturnya.
Arif tidak mengelak jika nantinya ada kemungkinan Airlangga Hartarto dilamar oleh partai lain
menjadi Cawapres. Karena menurut Arif memang sosok Airlangga ini termasuk politisi yang memang giat dalam bekerja, tetapi memang males dalam pencitraan.
“Rakyat Indonesia ke depan itu yang dibutuhkan adalah jejak rekam, jejak pak Airlangga Ini dalam menggawangi ekonomi Indonesia ini sudah teruji, makanya kami kembalikan kepada masyarakat Indonesia mau memilih pemimpin yang hanya manis di luarnya, tetapi rekam jejaknya diragukan. Atau memilih pemimpin yang rekam jejaknya sudah nyata. Tetapi memang ya orang fokus bekerja itu kan kelemahannya di pencitraan. Jadi dia sempat melakukan pencitraan,” tandasnya.
Arif menambahkan, menurut kami politik pencitraan ini sudah mulai dijauhi masyarakat. Karena itu Arif berkeyakinan masyarakat atau pemilih ke depan itu memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak yang sesuai dengan ekspektasi mereka.(Yul)