Gotong Royong Sebagai Perekat Persatuan Bangsa

  • Whatsapp

beritalima.com | Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, dapatlah saya satu perkataan “gotong royong”. Inilah semboyan yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sang proklamator Indonesia tentang eksistensi dasar dari pancasila. Negara Indonesia dibangun dengan semangat gotong royong yakni mampu mengembangkan persatuan dari beraneka ragam perbedaan, bukan menolak persatuan.

Gotong royong merupakan peninggalan nenek moyang yang mengutamakan semangat kebersamaan, rasa mencintai, rasa kesatuan, rasa toleransi dan untuk membangun bangsa yang satu kesatuan. Mengedepankan sikap gotong royong akan muncul rasa tolong menolong kepada sesama.

Kata gotong royong sendiri berasal dari Bahasa Jawa, gotong adalah memikul dan royong maknanya secara bersama-sama. Sehingga gotong royong ini dapat diartikan dengan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan tertentu yang menyangkut kegiatan bersama (Bambang Suwondo, 1981:1).

Seiring dengan perkembangan zaman, semangat gotong royong tersebut mulai kendur. Warga kota dan generasi muda kita terlihat cuek dan acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya. Tawuran antar warga, tawuran antar suporter sepak bola, dan tawuran antar pelajar sering terjadi di tanah air. Dan yang terbaru masih hangat diingatan kita adalah demo anarkis dengan membakar gedung DPR, merusak Bandara, dan fasilitas umum lainnya di Papua. Demo tersebut dipicu adanya kejadian kecil, masalah sepele, yaitu kesalah pahaman yang terjadi di asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan kejadian di Malang Jawa Timur.

Menjadi tugas kita bersama, agar generasi muda kita mau mewarisi sifat gotong royong. Saling berbagi, dan tolong menolong dengan sesama. Tidak ada lagi dikotomi penduduk aseli dan pendatang, jangan ada lagi sebutan untuk pribumi dan non pribumi. Yang ada adalah kita semua sebagai warga negara Indonesia. Karena pada dasarnya kita lahir, besar, bisa menghirup udara segar, mencari nafkah, dari bumi pertiwi, yang damai.

Jangan ada lagi kasus yang menipa seperti di Papua. Mari kita saling bahu membahu, bekerjasama, gotong royong membangun Indonesia. Jadikan perbedaan pandangan, perbedaan suku, dan Agama sebagai perekat tali persatuan dan kesatuan. Mari kita rajud kembali rasa saling berbagi, tolong menolong. Yang kaya dan sudah berhasil mau membatu saudaranya yang kurang beruntung. Saling hormat menghormati, kasih sayang kepada sesama anak bangsa.

Jadilah seorang negarawan, yang mempunyai jiwa besar, dan tulus iklas mengabdikan diri demi kepentingan bangsa dan negara. Karena bangsa ini terlalu banyak memiliki politikus, akan tetapi minim negarawan. Sehingga konflik antar sesama anak bangsa sering kali terjadi. Mereka hanya mementingkan ego masing-masing, mementingkan kelompok, dan golongan. Semua permasalahan didasari oleh menang dan kalah. Bukan melihat kepentingan jangka panjang, kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa dan negara.

Pesan kami kepada para anggota dewan yang terhormat, yang akan dilantik pada bulan Oktober nanti. Perbaikilah citra negatif sebagai Anggota Dewan, dahulukanlah kepentingan rakyat, bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi dan partai. Semoga rakyat Indonesia bisa hidup rukun, damai dan sejahtera di bumi pertiwi yang kita cintai ini.

Sekali lagi, jika pola pikir kita masih tetap pada pola pikir lama, maka konflik antar golongan akan terus terjadi di negara kita. Kalau mau maju, bukan sistemnya yang harus dirubah, tapi pola pikir manusianya yang harus berubah.

Kaum cendekia, tokoh masyarakat, tokoh agama dan elit politik jadilah seorang negarawan sejati. Jangan korbankan rakyat jelata demi syahwat politik untuk mencapai kekuasaan belaka. Mari kita isi kemerdekaan Indonesia ini dengan semangat gotong royong. Hadapilah semua masalah yang ada dengan mengedepankan akal sehat. Menjunjung tinggi koridor konstutusi dan mematuhi hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Dengan semangat gotong royong bangsa bangsa Indonesia akan kuat. Dengan semangat gotong royong kita songsong masa depan yang gemilang. Dan dengan semangat gotong royong kita jadikan perekat persatuan dan kesatuan anak bangsa. Bagaimana pendapat Anda.

Surabaya, 3 September 2019

Cak Deky

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *