Gotong Royong Untuk Flobamoratas Ajang Kepedulian Pemuda NTT Terhadap Perubahan Iklim

  • Whatsapp
Ajang Gotong Royong Untuk Flobamoratas cermin kepedulian Pemuda NTT terhadap perubahan iklim (foto: istimewa)

Alor, beritalima.com| – Lebih dari 200 peuda dari 15 kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berkumpul, berdiskusi soal perubahan iklim, berbagi pengalaman serta memperkenalkan kearifan lokalnya dalam ajang Jambore Gotong Royong untuk Flobamoratas (Gruf 2025), di Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat laut, Provinsi NTT.

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Alor memberikan apresiasi yang tinggi buat teman-teman pemuda yang telah berniat dan mempunyai kepedulian yang tinggi untuk melihat perubahan iklim,” kata Bupati Alor Iskandar Lakamau, akhir April lalu.

Jambore GRUF adalah ajang tahunan diselenggarakan oleh Koalisi Kelompok Orang Muda Untuk Perubahan Iklim (Koalisi KOPI) sejak 2022. Setiap tahun sedikitnya 100 anak muda dari 12 Kabupaten/Kota NTT, yaitu Flores Timur, Sikka, Ende, Nagakeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Alor, Lembata, Sumba Timur, dan Timor bertemu dan bertukar pengalaman.

“Perubahan iklim merupakan masalah global yang harus kita sikapi, kita lihat dengan serius. Perubahan iklim sangat terasa dan sampai di Alor kita juga merasakan itu. Kita bersyukur dan berterima kasih orang-orang muda punya kepedulian yang cukup tinggi terhadap perubahan iklim yang kita alami saat ini,” terang Iskandar.

Di 2025, peserta Jambore GRUF meningkat dua kali lipat menjadi 219 orang dan berasal dari 15 Kabupaten/Kota se-NTT, dengan tambahan peserta peninjau dari tiga kabupaten, yakni Rote, Atambua dan Sumba Barat Daya. Tampak pula peserta peninjau dari Yogyakarta dan Jakarta.

“Acara ini memang diselenggarakan tahunan, jadi sebagai ajang pertemuan anak muda. Niatnya, nantinya akan menjadi seluruh NTT. Tujuan pertemuan kita untuk belajar Bersama, lalu melakukan kampanye-kampanye tentang perubahan iklim,” ujar Direktur Koalisi KOPI, Dicky Lopulalan.

Koalisi KOPI selama ini menghimpun komunitas anak muda non-aktivis lingkungan di berbagai daerah di NTT untuk bergerak dalam aksi dan kampanye perubahan iklim. “Seringkali ketika isu perubahan iklim, yang kita cari adalah solusi yang tidak pada tempatnya. Teman-teman muda di sini semuanya berkumpul untuk belajar, mencari tahu, solusi sebenarnya seperti apa,” terang Dicky.

Jambore GRUF 2025 mengusung tema “Taramiti Tominuku” yang merupakan semboyan masyarakat Alor dari suku Abui, memiliki arti: “walaupun berbeda-beda tempat tinggal, namun satu hati”, berlangaung selama lima hari dari 29 April sampai 3 Mei 2025.

Dalam menjaga bumi sajian kuliner peserta Jambore GRUF menggambarkan keragaman makanan lokal NTT, seperti ubi nuabosi yang merupakan makanan endemik di Pulau Ende dan Flores, kibi atau emping padi kuliner khas suku Lio di Ende, alu ndene sebagai cemilan singkong dan wu’u yang dibuat dari jangung yang sudah ditumbuk halus, biasanya digunakan sebegai hantaran belis atau mahar saat melamar calon istri.

Dari tuan rumah Alor dihadirkan variasi makanan laut, seperti lawar rumput laut, rumpu rampe dan berbagai olahan ikan. Untuk kudapannya disajikan kuweh khas Alor, di antaranya kue rambut, jangung titi, kenari dan kue bagia.

Beragam kearifan lokal serta pakaian khas NTT jenis tenun mewarnai jambore ini dan sekalifgus menjadi pesona pariwisata.

Jurnalis: Abri/Rendy

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait