JAKARTA, beritalima.com – Dalam rangka perayaan Zhisheng Dan, hari lahir Nabi Agung Kongzi 2570 Majelis Tinggi Agama Konguchu Indonesia menggelar dialog yang mengusung tema “Nilai-nilai Islam dan Konghucu untuk peningkatan dan pengembangan bisnis dan ekonomi”.
Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu (6/10/2019) di salah satu hotel di Jakarta.
Menurut Anies Baswedan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendukung kegiatan dialog antar agama ini.
Pasalnya, orang nomor satu di DKI ini harus mengayomi semua golongan, etnis, agama yang ada di DKI.
Karena itu, mantan Menteri Pendidikan era kepemimpinan pemerintahan Joko Widodo periode pertama tersebut menegaskan bahwa yang paling penting dalam berbangsa dan bernegara adalah persatuan.
“Kekuatan Indonesia bukan pada ke-Bhinekaanya, namun dalam merawat persatuan,” ujar Anies disela dialog tersebut.
Masih menurut Anies, kebhinekaan juga ada di India. Bahkan lebih ektrim dari pada di Indonesia.
Implementasi Bhineka Tunggal Ika menurut Anies Bawesdan adalah kemampuan untuk mendengar, menghargai, mengimplementasikannya baik yang satu golongan terlebih antar golongan.
Lalu bagaimana Baja Indonesia? Gubernur DKI ini mengaku Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Bahasa pemersatu ini didengungkan dalam Sumpah Pemuda 1928.
“Bahasa tersebut mempunyai arti penting. Apalagi jika kita menengok kembali perjuangan Sutan Takdir Alisyahbana tahun 1930 mendirikan kursus bahasa Indonesia di daerah Senen,” terang Anies lagi.
Tak bisa dibayangkan, jika saja tidak ada bahasa pemersatu pasti sangat repot dalam berkomunikasi mesti menggunakan penterjemah.
“Contohnya Uni Eropa dengan 28 bangsa dan 21 bahasa resmi,” timpal Anies.
Peringatan Ulang Tahun Nabi Agung Kongzi ke 2570 dengan diadakannya Dialog Islam Khonghucu oleh Pengurus Pusat Matakin bersama jajarannya. (Lil)