TRENGGALEK, beritalima.com- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan Kampung Tangguh Semeru (KTS) di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek, Minggu (7/2/2021) lalu.
Adapun KTS yang dikunjungi yaitu Desa Ngale Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun dan Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
Turut mendampingi pada kunjungan tersebut, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, serta beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
KTS Desa Ngale di Kecamatan Pilang Kenceng, Kab. Madiun ini sendiri memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.300 jiwa. Dimana, Desa Ngale telah memberlakukan Kampung Tangguh Semeru sejak Bulan Maret 2020.
Di sepanjang jalan Desa Ngale terdapat papan himbauan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Setibanya di KTS Desa Ngale, Gubernur Khofifah bersama Forkopimda Jatim memasuki bilik disinfektan, serta mendapatkan penjelasan dari Kepala Desa mengenai pelaksanaan PPKM di Balai Desa yang menjadi posko. Tampak di depan halaman Balai Desa, data korban Covid-19 update per Minggu (7/2/2021).
Selanjutnya, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan berupa alat-alat protokol kesehatan untuk Kampung Tanggu Desa Ngale. Diantaranya 5 unit sprayer elektrik, 20 liter disinfektan, 2.000 masker kain, 25 buah pakaian hazmat, 5 box latex (pendek), 20 liter hand sanitizer, 5 buah faceshields, 5 buah goggle, 5 pasang sepatu boots.
Selain itu juga 2 unit thermometer gun, 5 unit timba cuci tangan, 5 unit dudukan timba cuci tangan, 200 strip vitamin, 100 paket.
Kemudian, Gubernur bersama Forkopimda Jatim Jatim meninjau Ruang Karantina Mandiri KTS Desa Ngale yang terletak di SDN Ngale. Tak hanya mengunjungi Ruang Karantina Mandiri, Gubernur Khofifah juga meninjau keberadaan lumbung pangan sekaligus melakukan tabur benih ikan.
Seusai melakukan peninjauan, Khofifah mengapresiasi Kampung Tangguh Semeru di Desa Ngale ini. Menurutnya, kebersamaan dalam pelaksanaan kampung tangguh juga berhasil menciptakan empathy building dan social bonding dalam pelaksanaan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Bahkan KTS Desa Ngale ini, lanjut Khofifah, memiliki Lumbung Ketahanan Pangan yang menjadi satu kesatuan dengan KTS.
“Bagus sekali ini Kampung Tangguh di Desa Ngale. Format WA group sangat aktif. Masyarakatnya proaktif menyiapkan lumbung pangan untuk mengantisipasi ketahanan pangan di desa ini. Yang memiliki bisa berbagi dengan yang lain,” puji gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Untuk itu, Khofifah menilai, KTS Desa Ngale ini bisa menjadi prototype penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Terlebih, berdasarkan Inmendagri no 3 tahun 2021, Jawa Timur termasuk dalam daerah yang mendapatkan instruksi untuk pelakanan PPKM Mikro dengan daerah prioritas Malang Raya, Surabaya Raya dan Madiun Raya. Pemberlakuan PPKM Mikro akan dilaksanakan tanggal 9-22 Februari 2021.
“Prototype PPKM Mikro mirip sekali dengan format KTS. Di situ ada karantina, format bagaimana sosialisasi kesehatan. Di situ ada 3T Tracing, Testing dan Treatment seperti yang dijelaskan Kepala Desa Ngale,” jelas Khofifah.
Kampung Tangguh Semeru ini merupakan format yang menggunakan berbagai pendekatan melibatkan partisipasi masyarakat. Inovasi yang telah diciptakan oleh Polda Jatim bersama dengan dukungan Pemprov Jatim, Kodam V Brawijaya, dan Pemerintah Kota/Kabupaten untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.
“Kampung Tangguh yang sudah ada di Jatim ini tentunya adalah suatu bentuk kearifan lokal yang akan membantu masyarakat melaksanakan edukasi protokol kesehatan Covid-19,” imbuh Mantan Mensos RI ini sambil menjelaskan per tanggal 07 Februari 2021, jumlah KTS yang ada di Jawa Timur telah mencapai 3.160.
“Harapannya seluruh desa di Jatim bisa mengaktifkan kembali dan menambah jumlah KTS sebagai salah satu alternatif untuk memutus rantai Covid-19,” pungkasnya.
Usai meninjau Kampung Tangguh Semeru (KTS) Desa Ngaleh, Kecamatan Pilang Kenceng, Kab. Madiun, Gubernur Khofifah bersama Forkopimda Jatim kemudian meninjau Kampung Tangguh Semeru (KTS) Desa Karanganom, Kecamatan Durenan, Kab. Trenggalek.
Setibanya di Kantor Desa Karanganom Kecamatan Durenan, Kab. Trenggalek Gubernur Khofifah dan Forkopimda Jatim langsung disambut Bupati Trenggalek bersama jajaran Forpimda Kab. Trenggalek.
Setelah itu Khofifah dan Forkopimda Jatimlangsung menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan cuci tangan. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ruang observasi, lumbung pangan, dan dapur umum.
Di Desa Karanganom ini, setelah berdirinya Kampung Tangguh Semeru, sejak pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di daerah ini, hingga saat ini belum pernah ditemukan kasus baru.
Khofifah mengatakan bahwa upaya mereplikasi Kampung Tangguh serta memberikan penguatan dari yang sudah ada menjadi penting. Khofifah juga mengajak masyarakat berpartisipasi aktif menjaga Kampung Tangguh.
Menurutnya, keberadaan Kampung Tangguh bisa memberikan penguatan terutama dalam pelaksanaan PPKM Mikro mulai 9 Februari mendatang. Apalagi, di Kab. Trenggalek ini rencananya akan diresmikan kampung tangguh baru di 20 desa.
Untuk itu, kehadiran Forkopimda Provinsi Jatim di Kab. Trenggalek dan Kab. Madiun menjadi bentuk sinergi dan kolaborasi vertikal yang terbangun sampai ke lini paling bawah seperti Babinsa, Babinkamtibmas sampai dengan Kepala Desa.
“Kami hadir lengkap disini semoga sinergi dan kolaborasi yang terbangun bisa makin solid dan kuat,” katanya.
Lebih lanjut menurutnya, seperti yang disampaikan WHO bahwa kesuksesan menekan laju penyebaran Covid-19 sebagian besar tergantung pada tingginya partisipasi masyarakat.
“Vaksin, kemudian 3M dan 3T itu juga penting, namun partisipasi masyarakat menurut WHO itu menjadi kunci penentu. Kalau masyarakat berpartisipasi, saling mengingatkan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, maka ini bisa menjadi penguatan yang lebih riil,” katanya.
Ditambahkannya, saat ini peran informal leader dan religious leader di lini paling bawah menjadi penting. Bahwa spanduk-spanduk menjaga protokol kesehatan dari para tokoh tersebut sangat berpengaruh terutama bagi masyarakat sampai lini paling bawah.
Tidak hanya itu, tingginya kasus di wilayah Mataraman akhir-akhir ini menjadi gambaran bahwa ada mobilitas atau pergerakan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat.
“Inilah yang harus direm mobilitas masyarakat dengan cara kearifan lokal seperti menggunakan informal leader dan religius leader. Bahwa hari ini mengurangi mobilitas itu juga menjadi kunci,” terangnya.
Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto mengajak seluruh masyarakat terutama Kab. Trenggalek untuk terus waspada akan penularan Covid-19 yang sampai saat ini masih terjadi, apalagi Kab. Trenggalek saat ini masih zona merah.
“Mari masyarakat terus memelihara dan meningkatkan kesadaran akan protokol kesehatan. Saya dukung dan terus mengimbau bila PPKM mikro sampai dengan RT RW dilakukan di Trenggalek, semua harus bersatu padu karena ancaman Covid-19 di depan kita,” terangnya.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta mengatakan bahwa akan mendukung sepenuhnya apa yang sudah dilakukan Bupati Trenggalek dan jajaran Forkopimda Trenggalek.
“Komunikasi Pak Bupati dengan Dandim dan Kapolres luar biasa. Kami jajaran Polda akan memberi dukungan baik melakui Biddokes atau Samapta, agar PPKM mikro yang mulai 9 Februari mendatang bisa berjalan maksimal dan membawa hasil yang baik,” pungkasnya, (*).