SURABAYA, beritalima.com – Jatim akan meningkatkan kerjasama dengan Singapura, terutama di bidang pengembangan ekonomi, pendidikan vokasional, dan pariwisata. Di bidang ekonomi, misalnya, diupayakan menjadikan Jatim sebagai basis produk Singapura.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo usai menerima Dubes RI di Singapura Ngurah Swajaya, di gedung negara Grahadi Jl. Pahlawan 110 Surabaya, Senin (11/4).
Selain itu, lanjut Pakde Karwo-sapaan Gubernur Jatim, kerjasama pembiayaan keuangan merupakan satu bidang lain yang potensial dilakukan. “Bunga 4 persen-termasuk asuransi, masih layak dkerjasamakan untuk mendukung proyek-proyek di Jatim,” ujarnya sambil menjelaskan industri keuangan Singapura merupakan salah satu diantara industri keuangan dunia, selain New York, Hongkong, dan London.
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menyambut baik kerjasama joint-tourism antara Singapura-Indonesia, sebagaimana diinfokan Dubes Ngurah. Kerjasama menjadikan Indonesia sebagai daerah ekstensifikasi tujuan wisatawan mancanegara setelah Singapura, diyakininya akan meningkatkan arus wisman ke Jatim
Sementara itu, Dubes Ngurah Swajaya menjelaskan mulai diliriknya Jatim sebagai daerah tujuan ekspansi Singapura di bidang investasi, pariwisata, perdagangan terutama oleh UKM Singapura. Alasannya, antara lain, karena konektivitas dan peran Jatim sebagai hub Indonesia Timur.
Menurut Dubes Ngurah Swajaya, Singapura akan terus berekspansi ke luar negeri karena keterbatasan lahannya. Dengan demikian, industrialisasi, parwisata, perdagangan, dsb-nya akan dikembangkan ke wilayah-wilayah potensial. “Kami akan ikut mendorong investasi Singapura ke Jatim,” tegasnya.
Investasi Singapura di Jawa Timur s.d. tahun 2016 tercatat sebanyak 311 proyek dengan nilai sebesar US $ 7,318 juta, dengan bidang terbanyak yaitu perdagangan dan reparasi sebanyak 62 proyek.
Neraca perdagangan Jatim-Singapura sendiri selama ini defisit, dan baru pada tahun 2017 ini, yakni s.d. Februari, Jawa Timur mengalami surplus sebesar US $ 38,1juta. Perhiasan, tembakau, serta produk farmasi-termasuk herbal merupakan komoditi utama ekspor Jatim ke Singapura. Sayangnya, menurut Pakde Karwo, impor pembelian mesin berkurang hampir mencapai 60 persen, sementara, mesin-mesin baru akan meningkatkan efisiensi produksi. (**)