PROBOLINGGO, beritalima.com- Dalam rangka memastikan sensus penduduk berjalan baik dan lancar di Jatim, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memantau dari dekat pelaksanaan sensus penduduk secara offline di Kota Probolinggo dan Pasuruan, Senin 28 September 2020.
Orang nomor satu di Jatim itu menjelaskan, bahwa data penduduk setiap 10 tahun sekali selalu diperbahuri. Sehingga, data tersebut menjadi data yang dinamik. Yakni, ketika dilakukan awal sensus penduduk memiliki 2 anak, tapi setelah 5 tahun anak bertambah menjadi 3. Begitu juga dengan kepemilikan harta baik bergerak maupun tidak bergerak serta mobilitas penduduk. Data seperti itu yang harus diupdate.
“Hal semacam itu adalah dinamika yang harus segera dilakukan update oleh kita. Dengan akan berakhirnya sensus penduduk secara offline pada bulan September, keikutsertaan masyarakat dalam memberikan data terbaru harus dimaksimalkan,” ujar Gubernur Khofifah usai Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung RSUD Baru dan Gedung Polsek Kanigaran, Kota Probolinggo.
Menurut Gubernur Khofifah, Sensus Penduduk Indonesia 2020 sendiri merupakan pendataan penduduk yang mencakup jumlah penduduk, etnis, agama, pekerjaan, perekonomian, dan lain-lain. Oleh sebab itu, keikutsertaan masyarakat dalam mengisi data sensus penduduk menjadi bagian penting dari kerja pemerintah dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Gubernur Khofifah mengatakan, dengan adanya bantuan data penduduk yang terupdate, maka presisi sebuah perencanaan yang dilakukan akan lebih akurat. Data sensus penduduk yang terupdate menjadi referensi dari seluruh perencanaan pembangunan mulai nasional, regional, provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa dan kelurahan.
“Dengan data sensus tersebut kita bisa melihat data dari titik paling detail,” ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut berpesan agar masing-masing kepala daerah mengecek data sensus penduduk secara offline di wilayahnya. Sensus penduduk secara offline sendiri akan berakhir dua hari lagi.
“Data sensus penduduk 2020 menentukan tingkat signifikansi dari semua proses pembangunan,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah berkesempatan memberikan bantuan Subsidi Upah BPJS Ketenagakerjaan Kota Probolinggo kepada PT. Kutai Timber Indonesia, RSUD Dr. Mochamad Saleh Kota Probolinggo, Hotel Ratna Kota Probolinggo, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda dan SMK Muhammadiyah 1 Probolinggo. Kemudian juga menyerahkan Bantuan Santunan Kematian BPJS Ketenagakerjaan kepada Safitri Indahyanti (Ahli Waris alm. Safir) Nelayan sebesar Rp. 42 juta, dan Siti Sulama (Ahli Waris alm. Marhapi) Karyawan PT. Alaric Jaya sebesar Rp. 71.185.374 dan jaminan pensiun Rp. 350.700 perbulan.
Khofifah juga menyerahkan Bantuan Debitur Kredit PKPJ masing-masing sebesar Rp. 50 juta kepada Mulyono (Bidang Usaha Ternak Sapi), Kawi Abdurrahman (Bidang Usaha Tani Bawang Merah), dan Hasan (Bidang Usaha Tani Jagung dan Padi).
Selanjutnya, mantan Menteri Sosial RI juga memberikan Bantuan dana bergulir (Dagulir) Debitur Kredit Channeling dari Bank UMKM Jatim/BPR Jatim kepada Khozen (Bidang Usaha Counter HP) sebesar Rp. 50 juta dan Sutiyah (Bidang Usaha Konfeksi/Bordir) sebesar Rp. 200 juta.
Pemberian bantuan dilanjutkan dengan menyerahkan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Bank Jatim kepada Supriyadi (Sektor Usaha Bahan Bangunan) sebesar Rp. 3 milyar, Mohamad Halil (Sektor Usaha perdagangan Karung Sak) sebesar Rp. 200 juta, Reny Setyowati Suburiyanto (Sektor Usaha Bahan Bangunan) sebesar Rp. 700 juta, A. Syuhur (Sektor Usaha Perdagangan Handphone) sebesar Rp. 50 juta dan Mulyanto (Sektor Perdagangan Kayu) sebesar Rp. 40 juta.
Gubernur Khofifah juga menyerahkan Sertifikat Tanah kepada 5 masyarakat yaitu Bapak Aming, Ibu Mustika, Ibu Sumarsi, Ibu Leli Anggraeni dan Ibu Wintarti.
Terkait Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung RSUD Baru dan Gedung Polsek Kanigaran Kota Probolinggo, Gubernur Jatim menyebut bahwa kualitas layanan kesehatan harus terus ditingkatkan, baik SDM, alkes maupun infra strukturnya.
“Tujuan akhirnya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kemudian juga menaikkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang didalamnya mencakup kesehatan, pendidikan dan income percapita,” tambahnya.
Sementara itu, Walikota Probolinggo Hadi Zainal Arifin menyampaikan optimismenya bahwa RS baru ini nantinya akan menjadi Rumah Sakit Rujukan di wilayah Timur Jatim. Hal ini mengingat lokasi pembangunan yang secara geografis mudah diakses dari berbagai wilayah.
“Harapannya RS ini nantinya mengcover daerah sekitar Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Jember dan sebagainya,” ungkap Zainal dalam sambutannya.
Dirinya juga menambahkan, pembangunan RS ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, dimulai tahun 2020 yang fokus pada Instalasi Rawat Inap Satu Lantai untuk kemudian diharapkan selesai tahun 2023. Bahkan, RS ini nantinya akan diarahkan menjadi RS Tipe B Pendidikan, untuk kemudian bisa berkerja sama dengan Lembaga Pendidikan sehingga alat-alatnya lebih lengkap dan representatif.
“Pengembangan RS ini juga masuk ke dalam Perpres no 80 th 2019 guna mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Kawasan Bromo-Tengger-Semeru,” pungkasnya. (Red).