Gubernur Jatim: Pengembangan Pendidikan Harus Didukung Kesehatan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur menegaskan pengembangan kualitas pendidikan harus didukung dengan kesehatan, sebab literasi akan terserap dengan baik apabila kesehatan siswa baik. Oleh karena itu, kesehatan anak, layanan pendidikan anak usia dini (PAUD), parenting education-yang memberikan pengetahuan para ibu dan anak tentang gizi menjadi salah satu prioritas program Jawa Timur.

Hal tsb disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat menerima audiensi Tim INOVASI Untuk Anak Sekolah, Kemitraan Indonesia-Australia yang dipimpin Konjen Australia di Jawa Timur, Chris Barnes, di gedung negara Grahadi, Jl. Pahlawan 110 Surabaya, Selasa (27/2). Tim INOVASI antara lain terdiri dari Prof. Fasli Jalal tenaga ahli, Mark Heyward direktur program, dan Michelle Lowe, Konselor Kerjasama Pembangunan Kedubes Australia di Jakarta.

Untuk layanan pos yandu yang memberikan parenting education, lanjut Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim ini, tercatat sampai dengan saat ini sebanyak 12 ribu dari 8.251 desa/kelurahan di Jatim. Dengan parenting education tsb diharapkan orangtua semakin paham akan asupan gizi. Sebab, dari data yang ada, hanya 22% kondisi gizi buruk yang terjadi karena miskin. Selebihnya, karena salah asupan yang disebabkan kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi anak. “Pendekatan budaya juga harus menjadi stategi utama dalam pencapaian,” ujarnya.

Dalan kesempatan yang sama, Pakde Karwo juga menjelaskan dilakukannya moratorium SMU sejak 2015 dan diubahnya komposisi SMK:SMU menjadi 70%:30% guna memberikan para siswa ketrampilan sehingga dapat diterima di dunia kerja. Saat ini, dari jumlah SMK sebanyak 1.771 buah, 40% telah terakreditasi dengan 291 buah diantaranya berstandard internasional. Fakultas-fakultas teknik juga diposisikan sebagai pengampu. Selain itu, berbagai SMU, termasuk sekolah keagamaan diberikan pendidikan ketrampilan.

165 Inovasi di Jatim

Sementara itu, dalam penjelasannya, Prof. Fasli Jalal mengatakan penelitian INOVASI mendapati kualitas siswa Indonesia pada beberapa tes internasional di usia yang berbeda menunjukkan kurang menggembirakan. Walaupun sarana, pembiayaan, dan SDM bagus, tetapi standar kompetensi dan lulusannya kurang bagus, yang hal tersebut sangat ditentukan guru, khususnya pada proses pembelajaran.

Penelitian INOVASI di Jawa Timur, lanjutnya, mendapati sebanyak 165 inovasi proses pembelajaran masih berjalan dengan baik di provinsi ini. Inovasi-inovasi tersebut diharapkannya dapat disebarkan bukan hanya antar kab/kota di Jawa Timur, tetapi juga pada tingkat nasional.

Inovasi tsb ditemukan di wilayah budaya “mataraman” 83 buah, “arek” sebanyak 41 buah, “pendalungan” sebanyak 32 buah, dan Madura sebanyak 9 buah. Beberapa motivasi yang diperoleh diantaranya ide belajar numerasi SDN Mojokarang Kab Mojokerto, gerakan literasi SDN Kebon Dalem Kab Mojokerto, dan kepemimpinan di SDN Sumber Gondo 2 Bumiaji Kota Batu.

Di SDN Kebon Dalem Mojosari Mojokerto, misalnya, para siswa diwajibkan membaca buku bacaan sebelum masuk kelas dan menyampaikan masing2 hasil bacaannya kepada teman lainnya dengan pendampingan guru. Para guru juga diharuskan menyusun buku ajar, termasuk menyertakan foto-foto muridnya, dan sekolah secara aktif menawarkan buku-buku kepada para siswa yang tertarik untuk pinjam buku. Konsepnya, siswa dibuat betah belajar di sekolah. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *