MOJOKERRO,Beritalima.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membuka acara sarasehan Managemen pesantren Menuju Jawa Timut Bangit dan penanggulangan Covid-19 yang diselengarakan oleh One Pesantren One Product (OPOP) Propinsi Jawa Timur di Masjid Ponpes Amanatul Ummah di Desa Bendungan Jati, Pacet, Mojokerto.Minggu (28/2/2021)
Sementara,Muhammad Albarraa Ketua Yayasan Ponpes Amanatul Ummah yang juga Wakil Bupati Mojokerto mengucapkan terima kasih atas dipercayanya Amanatul Ummah sebagai tuan rumah dalam acara program OPOP Propinsi Jatim
“Suatu kebanggaan bagi kami ikut mensukseskan program ini. Kita menyambut OPOP dengan suka cita, karena mengajak santri untuk berdikari dan mandiri,” tandas Gus Barra
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, KH. Asep Saifuddin Chalim mengatakan, tadi sudah disampaikan sarasehan yang begitu serius para pesertanya mengikuti sarasehan tersebut. Dimana pada hari ini kita mengambil tema Management Pesantren menuju Pesantren Bangkit. Kemudian tema lainnya adalah Pesantren sebagai Penangkal Covid-19.
“Setelah mengikuti sarasehan mereka berkeinginan merealisasikan Pesantren Bangkit. Mereka mengusulkan Manajemen Pesantren menuju Pesantren Bangkit agar lebih detail lagi penjelasannya, maka menanggapi hal itu, kami Amanatul Ummah Siap membantu 2 bulan sekali untuk melakukan pertemuan ke sebuah pesantren dan mengundang Pondok Pesantren dari 4 Kabupaten terdekat,” ungkapnya
” Dan kalo dalam 2 bulan bisa di agendakan pertemuan dengan pondok pesantren di 4 Kabupaten/ Kota, insya allah dalam 1 tahun seluruh pondok pesantren di Jawa Timur sudah rampung di akumudasi,”Tutur KH.Asep Syaifudin Chalim.
Sementara itu dalam sambutanya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, OPOP Training Center ini menjadi tempat research and development produk unggulan pondok pesantren Jawa Timur untuk bisa dikembangkan kualitasnya dan juga dibangun jejaring pemasarannya agar bisa masuk ke skala pasar yang lebih luas.
“Indonesia berada di urutan ke 4 dunia dalam industri halal, menurut catatan rating indikator Global Islamic Economy (GIE) 2020/2021. Mulai dari kategori top 10 halal food, muslim friendly travel, fashion, finance maupun kosmetik dan obat-obatan,” kata Khofifah dalam sambutannya.
“Apalagi di Jawa Timur sendiri, sedang menuju Regional Ekonomi Syariah yang mengintegrasikan sektor keuangan dengan sektor riil berbasis ekonomi rakyat,” imbuhnya.
Ia menargetkan OPOP di Jawa Timur sampai dengan tahun 2024 terbagi dalam tiga aspek. Yakni Santripreneur (1 juta santri wirausaha), Pesantrenpreneur (1.000 produk unggulan pesantren) dan Sociopreneur (1.000 sociopreneur). Di Jawa Timur sendiri, terdapat 6.864 pondok pesantren (24,76 persen dari total se-Indonesia), dengan lebih dari 654.404 santri yang tersebar di 38 kab/kota, sehingga tercatat ada 1.595 koperasi ponpes.
“Kekuatan ini kemudian dipetakan untuk menyusun langkah pembinaan OPOP Jawa Timur yang akan dipikirkan mulai dari kelembagaannya, SDM, kualitas produk, pembiayaan dan pemasaran,” tegas Khofifah.
Diharapkan setiap pesantren bisa memiliki satu produk unggulan, dalam rangka mewujudkan Pesantrenpreneur.
Program tersebut merupakan upaya pemberdayaan melalui koperasi pondok pesantren, yang bertujuan membentuk jiwa kewirausahaan para santri. Tentunya untuk menghasilkan produk halal unggulan yang bisa diterima pasar lokal, nasional dan internasional.(Kar