Gubernur Khofifah Ajak Pemuda Miliki Sensitivitas Persoalan Kebutuhan Masyarakat

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak kepada para pemuda memiliki sebuah sensitivitas, khususnya terhadap berbagai persoalan yang dibutuhkan masyarakat. Karena melalui kepekaan tersebut, diharapkan dapat membantu proses pembangunan yang dirancang Pemprov Jatim dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Seorang pemimpin bila tidak mempunyai sensitivitas akan sulit merasakan kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Demikian pula apabila tidak Fathanah maka pembangunan yang dilakukan tidak presisi,” ujar Gubernur Khofifah saat memberikan pengarahan di acara silaturahmi nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Indonesia, di gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (11/4) malam.

Lebih lanjut Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa dalam mencetak pemimpin bangsa memerlukan proses panjang. Karena di dalamnya terjadi proses pengasahan intelektual seiring dengan proses mengasah kearifan, mengasah sensitivitas, serta proses Fathanah (bijaksana atau kecerdasan).

“Kegiatan ini tidak sederhana, karena menguras energi anak muda Muhammadiyah, dengan harapan nantinya akan melahirkan pemimpin bangsa, termasuk bagaimana dalam upaya mempersatukan keberagaman atau perbedaan yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Gubernur Khofifah juga mengajak kepada para pemuda Muhammadiyah untuk bersama-sama memahami terhadap Piagam Madinah untuk dijadikan referensi landasan dalam mempersatukan perbedaan.
“Kita harus berjalan beriringan, bersandingan, saling melengkapi, dan saling menolong,” pesannya.
Sehingga, gerakan tersebut bisa dijadikan sebagai gerakan kebaikan untuk dilanjutkan pada kebaikan berikutnya, termasuk dalam membasuh keburukan.

Masih menurut Gubernur Khofifah, Pemprov Jawa Timur sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada jajaran Muhammadiyah yang telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) melalui lembaga pendidikannya mulai dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Termasuk ikut menyiapkan derajat kualitas kesehatan masyarakat melalui rumah sakit yang telah dibangun di berbagai daerah.

Oleh karena itu, dengan dibangunnya lembaga pendidikan dan kesehatan oleh Muhammadiyah diharapkan mampu mengungkit Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur menjadi yang terdepan di Indonesia.
“Pemerintah tidak mampu bekerja sendiri, kemampuan kita hanya 10 persen. Oleh karena itu diperlukan dukungan kuat dari lembaga non pemerintah,” paparnya.

Saat ini, sebut Gubernur Khofifah, Pemprov. Jatim sedang melakukan program pembangunan yang memprioritaskan tiga masalah dalam upaya meningkatkan IPM Jatim. Salah satunya dengan menurunkan angka kemiskinan, utamanya di wilayah pedesaan serta mempersempit kesenjangan sosial yang terjadi antara perkotaan dan pedesaan.

“Sinergitas antara BEM dan pemerintah di masing-masing daerah diharapkan mampu mempercepat perwujudan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menjadi Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.

Sementara itu, Koordinator Presidium BEM Muhammadiyah, Rahmad Syarif mengatakan, silaturahmi nasional yang rutin digelar setiap tahun tersebut diikuti 174 Presiden BEM Muhammadiyah.

Agenda yang diusung adalah untuk mengevaluasi program kerja BEM Muhammadiyah. Dirinya berharap, pemerintahan ke depan bisa diisi oleh para generasi milenial. Serta pembangunan yang dirancang hendaknya dilakukan secara komprehensif dan terstruktur. (rr).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *