Gubernur Khofifah : Besarnya Penduduk Indonesia Merupakan Market Yang BesarGubernur Khofifah : Besarnya Penduduk Indonesia Merupakan Market Yang Besar

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Kinerja ekonomi Jawa Timur terus menunjukkan perkembangan menggembirakan. Setelah sempat mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 hingga mencapai minus 2,39 persen, maka pada tahun 2021 perekonomian Jawa Timur mulai kembali ke area positif dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,57 persen. Salah satu penopang utama bagi pemulihan ekonomi Jawa Timur adalah sektor perdagangan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa menerangkan, di tahun 2021, sektor perdagangan tumbuh sebesar 7,83 persen atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 4,65 persen. Capaian tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa.

Pergerakan sektor perdagangan di Jawa Timur, kata Khofifah, turut menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran strategis Jawa Timur baik sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia maupun sebagai salah satu hub perdagangan Internasional di Indonesia.

“Letak Jatim sangat strategis karena berada di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa dan merupakan penghubung perdagangan bagi Indonesia Timur. Inilah salah satu keberuntungan yang dimiliki Jatim,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Kamis (17/2).
“Capaian ini perlu kita syukuri bersama, mengingat selama dua tahun terakhir ini pandemi Covid-19 memukul semua sektor kehidupan. Tidak hanya Jawa Timur yang mengalami kontraksi, namun seluruh negara di dunia ini,” tambah dia.

Khofifah mengatakan. neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur sebagai salah satu andalan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur mencapai surplus Rp 151,94 triliun pada tahun 2021. Surplus tersebut berasal dari selisih antara neraca perdagangan luar negeri sebesar Rp 84,17 triliun dan neraca perdagangan antar daerah sebesar Rp 236,11 triliun.

Neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur tahun 2021 sekaligus merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Neraca terendah tercatat pada tahun 2012 sebesar Rp 62,85 triliun dan neraca tertinggi pada tahun 2021 sebesar Rp 236,11 triliun. Pada tahun 2021, neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 159,01 persen, dari Rp 91,16 triliun menjadi Rp 236,11 triliun.

Pada saat neraca perdagangan luar negeri mencatatkan defisit, maka besarnya surplus neraca perdagangan antar daerah Jawa Timur mampu mewujudkan surplus bagi total neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur. Hal tersebut menggambarkan peran vital perdagangan antar daerah Jawa Timur dalam mewujudkan kinerja perdagangan Jawa Timur secara keseluruhan.

Khofifah mengatakan bahwa komoditas utama yang dijual dari Jawa Timur ke Provinsi Mitra Dagang antara lain adalah pupuk, semen, beras, rokok, kertas, pakan ternak, sapi dan buah-buahan. Sedangkan komoditas utama yang dibeli Jawa Timur dari Provinsi Mitra Dagang antara lain adalah sepeda motor, minyak sawit, mobil, batubara, cengkeh, kain dan pakaian jadi.

Khofifah menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan perdagangan antar daerah, diantaranya melalui pembentukan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 Provinsi.
“Keberadaan KPD memberikan informasi potensi dan peluang perdagangan antara Jawa Timur dengan Provinsi Mitra dan sebagai penghubung bagi pengusaha Jawa Timur untuk dapat menjalin hubungan dagang dengan pengusaha di Provinsi Mitra,” jelas Khofifah.

Kemudian, untuk memonitor pergerakan arus barang antar daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah mengembangkan Sistem Informasi Perdagangan Antar Provinsi (SIPAP), yang kemudian sistem ini diadopsi oleh Kementerian Perdagangan untuk kemudian diterapkan secara Nasional. Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga secara rutin menggelar Misi Dagang dengan membawa para pengusaha Jawa Timur untuk dapat bertemu secara langsung dengan pengusaha di Provinsi Mitra, sehingga dapat terjadi kesepakatan bisnis baik penjualan maupun pembelian.

Khofifah mengatakan bahwa kinerja perdagangan antar daerah Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir juga tidak terlepas dari keberadaan program Tol Laut yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan dan program Gerai Maritim yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan yang memberikan fasilitasi pengiriman barang dengan biaya yang terjangkau bagi daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) di Indonesia.
“Jika pada tahun 2019 terdapat 20 trayek Tol Laut, maka pada tahun 2020 bertambah menjadi 26 trayek Tol Laut dan pada 2021 meningkat menjadi 30 trayek Tol Laut, dimana 15 trayek diantaranya terkoneksi dengan pelabuhan di Jawa Timur. Semoga keberadaan trayek tersebut bisa bermanfaat khususnya untuk meningkatkan perdagangan antar daerah, sehingga saling mensejahterakan” pungkas Khofifah. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait