Gubernur Khofifah: “Budaya Islam membawa Keindahan, Kedamaian dan Keramahan”
SURABAYA, beritalima.com | Budaya Islam yang penuh harmoni dikemas dengan seni , serta kreativitas yang ditunjukkan oleh para peserta dalam Festival Ramadhan mampu membawa keindahan, kedamaian, dan keramahan.
“Ini menjadi bagian dari seluruh energi positif yang dibangun dengan semangat religiusitas, dengan seni, mereka mengekspresikan melalui festival Ramadhan,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Grand Final Festival Ramadhan 1440 H/2019 M di halaman Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Minggu (26/5) malam.
Gubernur Khofifah mengatakan, Festival Ramadhan ini bisa menjadi bagian dari format dakwah Islam Rahmatan lil ‘Alamin, yakni Islam yang ramah bukan Islam yang marah. Islam yang merangkul bukan Islam yang memukul. Islam yang membawa kedamaian, kasih, dan menyemai persaudaraan. Sebab, festival ini telah membangun energi positif, serta semangat religiusitas yang menjadikan Islam semakin indah dengan pesona nada dan dakwah.
Orang nomor satu di Jatim ini melanjutkan, salah satu yang membuatnya terkesan adalah saat membuka festival ini di Madiun, dimana setiap Polres di eks Karesidenan Madiun berpartisipasi untuk mengikuti lomba hadrah dan patrol kreasi.
“Mereka mengusung patrol dan banjara dengan varian-varian yang luar biasa, indah sekali. Dan jajaran polres menjadi salah satu dari dua kekuatan dari peserta festival ini. Saya sangat kagum, lewat festival ini, kita menemukan produk seni religi dibalut kearifan lokal yang hebat,” pujinya.
Lebih jauh Gubernur Khofifah mengungkapkan, jika semangat religiusitas yang dihadirkan dalam festival ini terus ditingkatkan dan diperluas, maka akan membawa dampak luar biasa bagi Jawa Timur, dan Indonesia. Khofifah optimis, semangat ini akan menjadi bagian dari kekuatan positif pasca idul fitri, sehingga harus terus digali dan dikembangkan.
“Jika ini terus dikumandangkan, masyarakatnya bersholawat, Polri dan TNI-nya bersholawat, ASN Pemprov Jatim bersholawat, tentu bukan hanya Jawa Timur, tapi Indonesia akan teduh, dan menyirami hati yang jernih serta memberikan suasana keteduhan, serta kesejukan,” lanjutnya.
Gubernur wanita pertama di Jatim ini juga optimis, melalui energi positif yang dihadirkan dalam Festival Ramadhan ini, dapat menjadi langkah awal yang baik untuk mewujudkan Islam di Indonesia sebagai referensi peradaban dunia. Khofifah yakin Indonesia bisa menjadi referensi bagaimana Islam yang membawa kedamaian, kasih, dan persaudaraan.
Gubernur Khofifah juga memberi apresiasi keterlibatan UKM dalam Festival Ramadhan ini, menurutnya, hadirnya UKM tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses bahan pangan pokok, serta harganya pun lebih murah. Ia berpesan agar kedepan UKM-UKM tersebut selain dilibatkan kembali, juga dilakukan pembinaan dan penguatan kualitas produknya.
“Pembinaan tersebut agar dilakukan agar muncul inovasi-inovasi yang terus berkembang supaya produknya lebih bagus, dan kuat, serta lebih terarah. Produk-produk disini saya yakin laris, terutama beras,, minyak goreng, gula, dan bawang putih. Komoditi ini semakin laris menjelang Idul Fitri,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga memberikan santunan kepada 50 anak yatim, serta menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba foto Sparkling Ramadhan.
Grand Final Festival Ramadhan yang dihelat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini adalah puncak dari penyelenggaraan Festival Ramadhan Tahun 2019. Adapun audisi festival ini digelar di enam lokasi, yakni Pamekasan (untuk area Madura) bertempat di Pendopo Kab. Pamekasan, 11-12 Mei 2019, Kab. Lumajang (untuk area Bakorwil Jember) bertempat di alun-alun Kab. Lumajang, 14-15 Mei 2019, Malang (area Bakorwil Malang), 18-19 Mei 2019, Madiun (area Bakorwil Madiun) 21-22 Mei 2019, dan Bakorwil Bojonegoro, 23-24 Mei 2019.
Hadir dalam kesempatan ini, Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, Ketua TP PKK Jatim, Arumi Bachsin, Direktur Masjid Al-Akbar Surabaya, Sudjak, Pimred Jawa Pos, Abdul Rohim, para kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, Forkopimda Jatim, serta masyarakat sekitar. (tt)