SURABAYA – beritalima | Secara simbolis, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Prov. Jatim kepada 10 CPNS dari total 1.964 CPNS formasi 2018 yang hadir di Jatim Expo Internasional, Jl. A. Yani Surabaya (Selasa (30/4).
Hadir pada acara tersebut, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov. Jatim Heru Tjahjono, Plt. Asisten III Himawan Estu Bagijo, Kepala BKD Jatim Anom Surahno, beberapa kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Budayawan Indonesia MH Ainun Najib serta pakar komunikasi Unair Suko Widodo.
Usai menyerahkan SK CPNS, Gubernur Khofifah Infar Parawansa menyampaikan beberapa arahan kepada seluruh CPNS. Dirinya mengimbau agar para CPNS bisa bekerja sesuai dengan bidang ilmunya, beradaptasi serta membangun integritas diantara mereka.
“Saya senang, karena ketika ditanya, mereka dengan kompaknya mempunyai komitmen yang tinggi untuk memberi pelayanan pada masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya berharap, para CPNS mudah-mudahan menjadi bagian kekuatan skuadron baru di jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Komitmen mereka memberikan pelayanan kepada masyarakat terekam dan itu ada dalam catatan. Maka pernyataan tersebut akan berseiring dengan penguatan Cettar (Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, Akuntabel, Responsif).
Lebih lanjut dipaparkan, memang ada yang tanya perbedaan antara tanggap dan responsif. Menurutnya tanggap merupakan kepekaan kita mempergunakan indera (mata, telinga, hati) peristiwa yang ada di sekeliling kita. Seberapa besar kita proaktif dalam menanggapi permasalahan. Jadi sensitifitas kita terbangun di awal peristiwa.
Kalau responsif, setelah kejadian baru kita sadar seberapa cepat kita bergerak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Jadi tidak semua bisa kita paksa memiliki tingkat sensitifitas tinggi, tetapi kita mengasah, sehingga seberapa tinggi tingkat sensitivitas kita bisa terukur. Setelah, paska kejadian kita harus memberikan quick respon atau respon yang cepat,” ujarnya.
Disampaikan juga bahwa yang diperlukan oleh pemerintah saat ini adalah ASN yang profesional, mempunyai integritas, kreatif, inovatif dan netral. ” Orang hebat dan kuat akan kalah dengan orang yang inovatif dan kreatif,” imbuhnya.
Tidak lupa pada kesempatan itu Khofifah juga memberitahu kepada CPNS yang hadir bahwa saat ini terdapat 1,372 ASN se Indonesia yang diberhentikan sebagai ASN karena tersandung kasus korupsi.
“Oleh karena itu saya ingatkan agar para CPNS waspadai permasalahan regulasi pekerjaan,” pesannya.
Walaupun belum tentu mereka dalam kasus tersebut ingin memperkaya diri atau orang lain, tetapi mereka belum terlalu paham dengan regulasi, akhirnya mereka bisa terhadang kasus korupsi, lanjutnya.
“Jadi memahami berbagai regulasi merupakan bagian penting dari ASN. Mereka akan berhadapan dengan proses-proses pelaksanaan tugas secara implementatif. Biasanya seorang staf memang harus masuk pada lini-lini implementasinya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah menyampaikan terimakasih kepala Kepala Badan Kepegawaian Provinsi Jawa Timur, Anom Surahno yang telah mendatangkan Budayawan Indonesia MH Ainun Najib atau yang lebih dikenal dengan Cak Nun lengkap dengan Kiai Kanjengnya.
Masih menurutnya, memilih Cak Nun karena format yang disampaikan sangat interaktif, dengan melakukan pendekatan kebudayaan, tidak terasa muatan-muatan atau nilai-nilai yang cukup berat untuk dipahami, misal berhubungan dengan kenegaraan dan pemerintahan dengan mudah dapat dipahami. “Konten yang berat, tetapi ketika dibawakan oleh Kiai Kanjeng nya Cak Nun lebih mudah dipahami,” jelasnya. Untuk selanjutnya diharapkan pertemuan antar ASN dapat dilakukan secara berkala dengan pendekatan kebudayaan, sehingga desiminasi informasi bisa lebih mudah dapat dipahami.
Pada kesempatan itu Cak Nun menyampaikan bahwa sebagai ASN harus menjunjung tinggi keinginan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. “Rakyat ada di atas segala-galanya sebagimana yang tersirat dalam lagu lama “Gundul-Gundul Pacul”,” ungkapnya. Selain itu disampaikan juga ASN harus mempunyai pikiran yang obyektif, tidak boleh terpengaruh oleh siapapun, harus taat kepada Tuhan, UUD 1945 dan rakyat.
Acara penyerahan SK dan Pembekalan CPNS Formasi Tahun 2018 yang mengusung tema “Tantangan ASN Mileneal di Era Digital” yang dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan seluruh Kepala OPD di Lingkungan Pemprov. Jatim tersebut terasa sangat hangat dan kentak dengan rasa kekeluargaan, semua merasakan suka-cita, apalagi pada kesempatan itu Gubernur Khofifah bersedia menyumbangkan suaranya dengan melantunkan lagu “Ya Maulana” sebagai ungkapan untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1440 H, sedangkan Wagub Emil Dardak menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu “Sebelum Cahaya” yang viral dinyanyikan oleh Letto (rr)