SURABAYA, beritalima.com| Revolusi Industri 4.0 yang sedang berkembang saat ini menuntut semua pihak berinovasi dan berkolaborasi. Begitupun yang terjadi di Jawa Timur. Semua pihak harus mampu bersaing dengan terus berinovasi dan berkolaborasi agar mampu mewujudkan koneksitas antar lembaga, antar sektir dan antar daerah serta memberikan layanan terbaik dan terdepan.
Komitmen tersebut tampaknya akan segera terwujud dengan dipilihnya Jawa Timur sebagai Pilot Project Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.
“Pak Menteri Perindustrian, jum’at lalu (30/8) menyebutkan salah satu Pilot Project Revolusi Industri 4.0 adalah di Jawa Timur,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberikan pembekalan kepada 4.568 Mahasiswa Baru (Maba) di acara Orientasi Kehidupan Kampus (OSHIKA) di ruang Auditorium Prof. Dr. Tholchah Hasan Gedung Bundar Al Asy’ari Universitas Islam Malang (UNISMA), Senin (2/9).
Untuk menindaklanjutinya, Gubernur Khofifah mengajak civitas akademika UNISMA dan seluruh civitas akademika Malang Raya bersiap sinergi menyambut program strategis ini. Mengingat salah satu cluster di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari nantinya adalah digital IT. Maka warga malang raya dan civitas akademikanya saya harapkan bersiap lebih cepat untuk ikut berperan serta.
“Ketika kita masuk pada industri 4.0 maka kita ingin mengajak semua dosen-dosen Unisma, alumni dan mahasiswa Unisma, untuk menjadi bagian dari penguatan start up, digital IT serta terwujudnya industri 4.0 di Jawa Timur ,” katanya.
Selain itu, program Millenial Job Center (MJC) dan East Java Super Coridor (EJSC) yang digagas pemprov Jatim bisa dimaksimalkan agar menghadapi era industri 4.0 ini para millenial dapat memiliki skill yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Apa yang dilakukan Jawa Timur ? Menyiapkan ekosistem Milenial Job Center, East Java Super Coridor dan memastikan adanya mentor dari para experties dan client dari perusahaan di luar maupun di Jawa Timur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menjelaskan, bahwa di Indonesia ada beberapa persoalan yang menjadi kendala start up , antara lain modal, sumber daya manusia (SDM), fasilitas, regulasi dan peraturan perundang-undangan serta pasar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemprov Jatim tengah menyiapkan empat pilar strategis, yaitu ekonomi fisik dengan mendorong lokasi klaster indistri digital dengan memaksimalkan klaster industri digital yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari ( jika sudah di resmikan) , menyiapkan UKM Go-Digital, Venture Capital dan Talent Pool.
“KEK Singhasari adalah KEK pioner di Indonesia yang di dalamnya ada klaster digital IT, Jadi kalau mencari laboratorium yang ada digital IT bagi akademisi dan pelaku digital IT dapat dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus di KEK Singhasari. Mohon do’anya semoga dapat segera diresmikan dan efektif membantu percepatan terwujudnya industri 4.0,” jelasnya. (RR)