SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta manajemen Rumah Sakit (RS) melibatkan dan mengajak para influencer media sosial (medsos) untuk ikut mengkampanyekan hidup sehat. Influencer medsos tersebut yaitu para youtuber, blogger, dan faceboker.
“Saya minta pada kadinkes dan manajemen RS mulai dari dirut hingga divisi-divisinya bisa mengajak seluas-luasnya para youtuber, blogger, dan faceboker untuk mengajak orang berpola hidup sehat,” terang Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim usai acara Halal Bihalal di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Kamis(13/06).
Menurutnya, pelibatan para youtuber, blogger, dan faceboker sangat efektif karena hampir 70% masyarakat Jatim mengakses media sosial. Apalagi, para influencer medsos tersebut telah memiliki follower yang jumlahnya jutaan. Hal ini tentu akan bisa memberi pengaruh besar pada masyarakat tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat.
“Undang mereka untuk visitasi rumah sakit, tunjukkan layanan yang dimiliki RS serta kenalkan mereka bahwa ada penyakit tidak menular yang harus diantisipasi,” ungkap Khofifah sembari menambahkan bahwa para influencer medsos itu akan punya perspektif dan menyampaikannya ke masyarakat luas.
Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, saat ini pola layanan kesehatan lebih ditekankan pada promotif dan preventif. Oleh sebab itu, format yang diterapkan untuk kesehatan nasional lebih berkonsep pada gerakan masyarakat hidup sehat atau Germas. Karenanya, para youtuber, blogger, dan faceboker tentu akan mempermudah penerapan layanan ini pada masyarakat.
“Banyak hal yang harus disampaikan kepada publik tentang lifestyle yang tidak sehat. Misalnya, jangan minum minuman keras serta jangan berganti-ganti pasangan karena HIV di Jatim nomor satu,” tegas Khofifah.
Selain itu, Khofifah juga meminta agar pihak RS terus melakukan riset dan development di bidang kesehatan untuk memberikan layanan yang lebih baik untuk masyarakat. Untuk menunjang hal ini, selain update teknologi juga dibutuhkan kemauan dan kemampuan dari semua pihak.
“Sistemasi dan digitalisasi tersebut diharapkan bisa diimplementasikan di satu lantai saja di Graha Amerta misalnya. Hal ini juga untuk menjawab tantangan adanya revolusi industri 4.0 yang sering kita bicarakan,” ujar gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Khofifah berharap, kegiatan halal bihalal sekaligus silaturahim ini akan membawa meeting of minds sehingga semua punya perspektif yang sama untuk memajukan layanan kesehatan. Hal ini sangat penting dilakukan, untuk bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Apalagi, saat ini posisi IPM Jatim merupakan peringkat ke 15 nasional.
Lebih lanjut disampaikan, semua program untuk memajukan RS tersebut harus didukung dengan strong partnership, baik dengan tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Oleh sebab itu, riset dan development terus berjalan dan strong partnership terus dijalin untuk menumbuhkan keseimbangan.
. “Seluruh proses yang terkait dengan inovasi RS jangan pernah berhenti karena inilah yang dibutuhkan untuk peningkatkan kualitas dan kuantitas layanan masyarakat. Saya berharap kita semua bisa menjadi bagian penyelamat kehidupan kemanusiaan,” pungkasnya.
Selain kegiatan halal bihalal, pada kesempatan yang sama juga dilakukan peresmian program layanan CETTAR yang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Khofifah. Dua program tersebut yaitu pelayanan pengadaan terpadu satu atap dan ruang buffer dan ruang jaga on site IGD.
Pada kegiatan tersebut Gubernur Khofifah juga didampingi oleh Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak beserta istri Arumi Elestianto Dardak yang juga merupakan Ketua TP PKK Prov. Jatim, serta Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.
Turut hadir, antara lain Direksi RSUD Dr. Soetomo, Direksi RSU Haji, Direksi RSUD Dr. Syaiful Anwar, RSUD Dr. Soedono, Direksi RSJ Menur Surabaya, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Jatim, Wakil Rektor UNAIR, serta para pegawai medis dan paramedis di lingkup RSUD Dr. Soetomo. (rr)