SURABAYA, beritalima.com | Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung malam takbiran Hari Raya Idul Fitri 1440 H di Masjid Al-Akbar Surabaya, Selasa (4/6) malam.
“Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd,” seru orang nomor satu di Jatim ini yang lantas diikuti lantunan takbir oleh segenap Forkopimda, tokoh agama, dan ribuan masyarakat yang memadati halaman Masjid Al-Akbar Surabaya.
Usai memimpin malam takbir, gubernur wanita pertama di Jatim ini memukul bedug sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan 1440 H, dengan diikuti oleh Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, serta anggota Fokorpimda, yakni Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, dan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.
Saat diwawancarai wartawan, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa gema takbir ini merupakan bagian dari proses peribadatan, khususnya umat Islam di bulan Ramadhan, dimana mengumandangkan dan memperbanyak takbir di hari raya Idul Fitri merupakan satu diantara sunnah yang agung berdasarkan firman Allah SWT.
“Alhamdulillah hari ini Pak Kapolda, Pak Pangdam, Pak Wagub, dan Ketua MUI juga hadir,” katanya sembari menambahkan, kebersamaan ini menjadi bagian penting untuk menyambut 1 syawal 1440 H. Dimana usai memperkuat hablum minallah di bulan suci Ramadhan, maka usai Ramadhan, merupakan saat yang tepat membangun hablum minannas.
Karena itu, imbuh Khofifah, memasuki bulan syawal, dirinya akan memperkuat silaturahmi dengan Forkopimda Jatim. Ia optimis hal ini akan membangun persaudaraan yang semakin solid, sehingga semakin merekatkan persatuan dan kesatuan, soliditas, solidaritas kemanusiaan, serta kesalehan sosial yang telah terbangun di Jatim.
“Saya berharap bahwa kita akan bisa memberikan penguatan, bagaimana sambung rasa, persaudaraan itu akan semakin kuat. Dan ini akan menjadi pilar untuk mengokohkan persatuan dengan baik,” ujarnya seraya menambahkan, penguatan hablum minannas salah satunya dilakukan dengan cara saling bersapa dan bermaaf-maafan antara yang satu dengan yang lain.
Momen Idul Fitri, lanjut Khofifah, juga bisa menjadi ajang saling memaafkan antara sesama, khususnya mereka yang sempat terpecah akibat perbedaan pendapat dan dukungan, dalam pemilu pada bulan April 2019 yang lalu.
“Mudah-mudahan, kalaupun kemarin terdapat perbedaan pendapat, berbeda afiliasi, maka kita harus melihatnya sebagai sebuah rahmat. Kemudian, kita masuk pada era baru, yaitu membangun persaudaraan dan persatuan secara substantif. Inilah saatnya saling memaafkan dan membangun kehidupan baru, karena InshaAllah kita sudah masuk pada kategori fitrah,” jelasnya.
Senada dengan Gubernur Khofifah, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak optimis bahwa semangat damai di hari suci Idul Fitri ini semakin memperkuat situasi guyub dan rukun di Jatim. Menurutnya, masyarakat Jatim sudah sangat dewasa, dan memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan yang ada.
“Masyarakat Jatim mampu beradaptasi dengan berbagai perbedaan yang ada, dari situlah terpupuk semangat damai di hari suci ini, sehingga Jatim relatif kondisinya guyub rukun. Saya rasa, semangat inilah yang makin memuncak pada saat kita merayakan Hari Raya Idul Fitri,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga memberikan santunan kepada seratus anak yatim piatu dari berbagai panti asuhan disekitar Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Usai malam takbiran ini, Gubernur Khofifah bersama anggota Forkopimda melakukan peninjauan Pos Pengamanan Lebaran di berbagai titik di Surabaya. Adapun peninjauan ini guna memastikan bahwa situasi dan kondisi di Jatim tetap aman dan nyaman, khususnya saat Hari Raya Idul Fitri dan libur lebaran. (rr)