Gubernur Khofifah Sidak Instalasi Pengolah Air Limbah, UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan

  • Whatsapp
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di dampingi Kadisperindag Pemprov Jatim Drajat Irawan dan Bupati Magetan Suprawoto melakukan sidak di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan

MAGETAN, beritalima.com – Gubernur Jatim Khofifah Indah Parawansa melakukan inspeksi mendadak (sidak) Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan, Kamis (28/3) malam. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari keluhan masyarakat di Kabupaten Magetan terkait pembuangan limbah industri kulit. IPAL ini merupakan tempat pengolahan limbah dari lingkungan industri kulit yang ada di Magetan.

Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah yang didampingi Bupati Magetan Suprawoto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim Drajat Irawan dan Kepala UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan Wahyu Siswanto memantau sekaligus memeriksa laboratorium dan kolam pengolahan air limbah yang ada di IPAL.

Ia menjelaskan, industri kulit ini merupakan komoditas kelima terbesar ekspor Jatim. Karena itu, ia menginginkan pengolahan limbahnya bisa lebih mumpuni dan memenuhi kapasitas dari limbah yang dibuang oleh lingkungan industri kulit (LIK) yang ada di Kawasan Industri Kulit di Magetan.

Lebih lanjut disampaikannya, Bupati Magetan sudah menyampaikan kepadanya bahwa nantinya akan mencari lahan baru untuk merelokasi. Setelah lahan baru disiapkan, maka Pemprov Jatim akan menyiapkan LIK dan IPALnya. Sehingga pengolahan limbahnya bisa memenuhi kecukupan dari kebutuhan pengolahan limbah kulit yang dikirim oleh para pelaku industri kulit yang ada di Magetan.

“Jadi kita ingin bahwa proses pertumbuhan ekonomi, ekspor kita itu berseiring dengan keramahan lingkungan dan pengolahan limbah yang secure,” ujar orang nomor satu di Jatim.

Nantinya sosialiasi, lanjutnya, akan dilakukan Bupati Magetan bersama dengan pemprov ketika nanti relokasinya dapat lahan. Teknologi untuk pengolahan limbahnya, akan dicarikan konsultan yang ahli untuk bisa menghitung.

“Jadi sebenarnya limbah ini per harinya berapa, setelah itu limbah ini akan dikelola dengan luasan lahan dan teknis seperti apa. Dan kita ingin memastikan bahwa limbah terakhir yang kanalnya nanti ke sungai itu pH airnya tidak akan lebih dari 7. Karena sebetulnya laboratoriumnya juga disiapkan

Gubernur Khofifah ingin memastikan bahwa ada kelanjutan di dalam mengontrol limbah yang sudah diproses dan diolah. Selain itu juga ingin keberagaman hayati sungai tetap bisa hidup dan industri kulit di Magetan tetap bisa hidup. (rr).

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *