TUBAN, beritalia.com | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meninjau secara langsung penanganan tanggul kiri Sungai Bengawan Solo yang ambles di perbatasan Desa Sembungrejo dan Kedungrojo, Kecamatan Plumpang, Tuban, pada Minggu (1/12) sore.
Pada peninjauan tersebut Gubernur Khofifah didampingi Wakil Bupati Tuban M. Nur Nahar Husain, Ka. Bakorwil Bojonegoro, Ka. DLH Prov. Jatim, Ka. PU Sumber Daya Air Prov. Jatim, Ka. BPBD Prov. Jatim, Ka. PU Bina Marga Prov. Jatim, serta Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Seperti diketahui sebelumnya, bahwa tanggul penahan banjir di sisi kiri Sungai Bengawan Solo tersebut mengalami penurunan 2,5 – 3 meter dari posisi awal. Adapun panjang tanggul yang ambles kurang lebih mencapai 125 meter.
“Sejak mendengar kabar ada tanggul yang mengalami keretakan karena adanya musim kemarau, saya langsung mengkomunikasikan dengan BBWS dan Dinas PU SDA untuk segera melakukan langkah antisipatif,” ungkap Khofifah sapaan lekat Gubernur Jatim usai melakukan peninjauan di sepanjang bibir tanggul Bengawan Solo Desa Sembungrejo tersebut.
Dijelaskan, berbagai upaya telah dilakukan baik dari Pemkab Tuban, BBWS, serta swadaya dari elemen masyarakat sekitar. Untuk itu, dirinya menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas langkah tanggap dan gotong royong semua pihak untuk mengatasi masalah ini.
“Terimakasih pada Pemkab Tuban, BBWS, dan relawan tagana serta warga masyarakat atas langkah-langkah antisipatifnya. Mengingat pada bulan Desember Kabupaten Tuban akan memasuki musim hujan, dan puncaknya di bulan Februari, ” tukas orang nomor satu di Jatim ini.
Khofifah menambahkan, langkah-langkah percepatan rekonstruksi dan pengamanan ini harus terus dilakukan meskipun belum permanen. Apalagi, kejadian yang sama berupa tanggul ambles juga terjadi di wilayah Kanor Tuban, Lamongan, dan Madiun.
“Percepatan rekonstruksi ini sangat diperlukan meski dalam tahap darurat. Yang penting ketahanannya bisa memberikan proteksi yang cukup,” tegas mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Beberapa upaya yang dilakukan, lanjut Khofifah, salah satunya yakni dengan pemasangan bronjong. Bronjong sendiri adalah kotak dari anyaman kawat yang berisi batu-batu, yang biasa dipasang di tepi sungai untuk mencegah erosi. Oleh sebab itu, dirinya juga akan memastikan kekuatan bronjong-bronjong yang akan dipasang.
“Saya ingin mengecek kesiapan bronjong yang akan dipasang disini. Terlebih, infonya tanah disini masih sering bergerak. Sehingga keberadaan bronjong akan bisa memberikan proteksi ketika terjadi intensitas air yang tinggi,” urai gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Selain itu, upaya lain yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pengurukan menggunakan excavator. Berdasarkan informasi, upaya pemulihan tanggul seperti kondisi semula sudah dilakukan sejak 7 November hingga hari ini. Dengan mengirimkan sekitar 20 dump truck setiap harinya untuk mengangkut pedel.
“Berbagai upaya penanganan yang terus dilakukan ini, tentunya untuk memberikan rasa aman bagi warga desa sekitar tanggul kecamatan Plumpang. Serta pada warga Tuban secara keseluruhan,” tutup Khofifah.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban M. Noor Nahar Hussein menyampaikan, sebagai salah satu langkah untuk menanggulangi tanggul yang ambles, warga dilarang untuk menambang pasir dan menyedot air secara berlebihan pada radius 600 meter dari titik longsor.
“Rata-rata penambang pasir di sungai ini adalah penambang manual. Namun, karena kondisi tanggul yang saat ini kritis maka kami melarang penambangan pasir di wilayah ini, ” teranghya.
Ia menjelaskan, bahwa otoritas penanganan tanggul berada pada BBWS Bengawan Solo. Meski demikian, Pemkab Tuban akan terus mendorong upaya percepatan perbaikan tanggul secara permanen.
“Sebagai langkah penanganan kedaruratan, tanggul dikuatkan dengan pedel dan kami akan segera memasang bronjon,. Menurut tim BBWS Insya Allah minggu depan selesai,” terangnya. (*)