KUPANG,beritalima.com– Gubernur NTT Frans Lebu Raya meminta PT. Pelindo III bebas dari praktek pungutan liar.
“Untuk apa terima Rp 100.000 hanya untuk mengorbankan harga diri. Untuk apa terima Rp 1.000.000 hanya untuk mengorbankan integritas diri dan instansi. Jangan sekali-kali mengorbankan integritas diri demi pungli”, kata Gubernur pada peluncuran Rubber Tyred Gantri (RTG) Bertenaga Batarei di Pelabuhan Tenau Kupang, Jumad (11/11) lalu.
Dengan diluncurkan RTG, dia berharap alat tersebut dapat memperlancar bongkar muat di Pelabuhan Tenau dan tentunya membantu aktivitas para pekerja di Pelabuhan Tenau Kupang.
“Saya mengapresiasi Pelindo III yang terus-menerus berupaya untuk membenahi pelabuhan – pelabuhan di NTT. Pelabuhan NTT saat ini adalah berjumlah 41. Dari ke 41 pelabuhan tersebut, ada pelabuhan yang berada dibawah Kementrian Perhubungan. Mudah-mudahan Kementrian dapat mempercayakan sejumlah pelabuhan kepada Pelindo III untuk dikelolah” ujarnya.
Dalam sambutan tersebut gubernur juga menyentil kunjungan Tim Polhukam yang beberapa waktu lalu mengunjungi daerah perbatasan Negara Timor Leste. Mereka menilai pembangunan pos lintas batas tidak ekonomis.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur mengatakan bahwa berbicara kepentingan rakyat, kadang-kadang kita perlu mengabaikan efisiensi dan ekonomis. Apabila kita terus mempersoalkan efisiensi, ekonomis maka pembangunan tetap tidak akan berjalan. Rencanyanya Pos Lintas Batas akan diresmikan Presiden Jokowi bersamaan dengan Hari Nusantara yang akan diselenggarakan pada 13 Desember 2016 mendatang.
Gubernur menambahkan bahwa saat ini Presiden Jokowi sedang gencar – gencarnya membangun infrastrukur dan NTT juga mendukung penuh usaha presiden tersebut. Meskipun faktanya ditemukan banyak kendala dilapangan. Salah satunya adalah persoalan dana.
Dia mengakui bahwa persoalan tersebut tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap bergerak maju.
“ Kalau anda memiliki banyak uang anda bisa bangun semuanya. Tetapi jika anda tidak memiliki banyak uang bangunlah infrastrukur”, ungkap Gubernur seraya mengutip kalimat motivasi dari salah satu Ahli.
Sejalan dengan tekad Presiden yaitu memajukan kawasan Timur Indonesia, Gubernur NTT pada kesempatan itu mengakui bahwa, pembangunan di NTT dari hari ke hari semakin meningkat. Mulai dari pembangunan Hotel Berbintang, Rumah Sakit berstandar Internasional sampai pada tempat perbelanjaan elite.
“ NTT optimis untuk maju dan berangkat dari ketertinggalan, dari plesetan – plesetan miring dan menolak diberi predikat “miskin” tambah Gubernur dengan yakin.
Selanjutnya dia mengatakan pertumbuhan kontainer saat ini mencapai 20%.
“ Ini tantangan dan menjadi tugas kita untuk mengisi container tersebut. Selain garam yang sedang dibangun produksinya, mudah-mudahan hasil komoditi pertanian juga dapat mengisi Kontainer untuk diekspor. Hasil produksi yang memuasakan tentunya didukung dengan kerja keras”, katanya.
Direktur Utama Pelindo Kupang, Orias Petrus Moedak mengatakan mengatakan bahwa 2 alat RTG yang diluncurkan digerakan oleh batrarei. Apabila listriknya tidak ada/mati, maka alat ini dapat membantu kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
Menurutnya kargo yang masuk ke Nusa Tenggara Timur berjumlah 100 unit akan tetapi hanya terisi 20% dan 80 % kosong. Ini tantangan besar untuk NTT. Kedepannya, diharapkan agar NTT bisa mengekspor produk lokal agar Konteiner yang datang dapat terisi penuh.
Dia menambahkan Pelindo III Kupang menjunjung tinggi Integritas, dedikasi dan Costumer focus (fokus pelanggan). Selain itu menurutnya, ada banyak pelabuhan di NTT yang perlu dibenahi. Hal ini sekaligus mendukung program Presiden Jokowi yang akan menjadikan NTT sebagai Poros Maritim Dunia dan tekad Pemerintah Provinsi NTT yang menjadikan NTT sebagai Provinsi Pariwisata. Program PT Pelindo III juga berkaitan erat dengan wisata.
“Besar harapan saya, menjadikan NTT sebagai Nusa Tujuan Wisata dengan menjadikan Labuan Bajo sebgai titik pusat wisata”, ungkap Orias. (Ang)