KUPANG, beritalima.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta masyarakat untuk memberdayakan semua lahan yang ada dengan berbagai tanaman pertanian yang bernilai ekonomis. Para petani tidak perlu cemas hasil-hasil pertaniannya tidak akan laku.
” Pemerintah punya tanggung jawab untuk mencari pasar. Pemerintah punya kuasa, punya jaringan untuk menampung hasil panen masyarakat. Jangan sampai rakyat sudah tanam susah – susah dan lama, tapi panenannya tidak laku, ” kata Gubernur Viktor saat menyampaikan arahan kepada para petani yang tergabung dalam kelompok tani Motivator Pembangunan Gubernur dan Wakil Gubernur (MPGB) 2018 – 2023 Tingkat Kecamatan se-Kabupaten TTU di Aula Paroki Hati Kudus Yesus Manumean Desa Makun Kecamatan Biboki Feotleu,Senin (11/3).
Menurut Gubernur, pemerintahannya sangat serius untuk membangun pertanian. Masyarakat bersama Gereja harus berpartisipasi aktif untuk mengangkat harkat dan martabat petani. Para petani didorong untuk menanam apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri dan dijual seperti jagung, ubi, pisang, kacang-kacangan, semangka, kemiri, menteh, marungga dan lain sebagainya. Termasuk juga ternak sapi.
” Rakyat tanam dan panen apa saja harus laku dijual. Kita punya BUMD serta Bumdes yang bisa menampung hasil panenan masyarakat. Dibeli dengan harga yang layak. Pemerintah punya kewajiban untuk membuat value added atau nilai tambah terhadap hasil olahan masyarakat. Bisa dibuat keripik,jus, sabun pakan ternak dan masih banyak lainnya. Saya juga sudah minta para pengusaha dan pemilik toko untuk memasarkan hasil olahan ini. Ini sebagai suatu bentuk motivasi untuk masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah provinsi juga telah melakukan kerjasama dengan para produsen pupuk. Agar penyalurannya kepada para petani tidak terlambat lagi. Pemerintah daerah melalui BUMD dapat mengambil peran sebagai penyalur supaya tidak ada kelangkaan pupuk.
” Saya sudah berbicara dengan beberapa pabrik pupuk. Target kita, tahun 2020 tidak ada lagi keluhan kelangkaan pupuk. Begitu pun dengan embung – embung, kita akan siapkan supaya pertanian kita dapat berkembang dengan pesat,” jelas Viktor Laiskodat.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menguraikan banyak potensi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakan ekonomi masyarakat. Namun karena keterbatasan dan kurangnya kemauan bersama, banyak kebutuhan yang sehari – hari yang didatangkan dari luar.
” Kita mendatangkan ikan leleh dari luar sebanyak 1.200 ton per tahun. Begitu pun dengan kebutuhan sabun, kita harus mengeluarkan dana ke luar NTT sebesar Rp. 3 triliun per tahun. Hal – hal sederhana yang sebenarnya bisa kita usahakan dan kerjakan sendiri dengan potensi yang kita miliki. Sama juga dengan garam. Kita punya potensi lahan di NTT sebesar 60.000 ribu hektar. Bayangkan saja kalau kita bisa memaksimalkan 30.000 ribu hektar saja, kita bisa menyumbang 1,5 juta metrik ton untuk kebutuhan nasional. Bangun kerjasama antara perusahaan garam dan masyarakat lokal,” ungkap Viktor Laiskodat.
Di akhir arahannya, Gubernur mengajak semua komponen masyarakat termasuk gereja untuk terlibat aktif dalam kebangkitan masyarakat. Sinerjisitas pemerintah daerah dan gereja dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat NTT.
Sementara itu, Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Manumean, Romo Emanuel Kun dalam sambutannya mengungkapkan penghargaan dan rasa terima kasih atas kesediaan Gubernur untuk hadir bersama masyarakat di Manumean.
“Daerah Manumean ini masih terbelakang dalam banyak hal, terima kasih kepada bapak Gubernur sudah berkenan datang ke sini. Dalam kesempatan berahmat ini, kami secara resmi mengukuhkan Bapak Gubernur sebagai Usif Biboki di tanah tumpah darah Manumean ini. Kami mendukung penuh semua program gubernur. Kami berharap agar kehadiran bapak Gubernur dapat memotivasi dan menyemangati kami untuk semakin memiliki rasa kebangsaan dan memiliki NTT,” kata Romo Eman Kun.
Ketua MKGB Kabupaten TTU, Gildus Bone dalam laporannya mengungkapkan sebagai organisasi yang dibentuk sendiri oleh Gubernur Viktor Laiskodat pada bulan Agustus 2018 untuk membangun program percontohan pemanfaatan lahan kering di TTU. Kelompok ini sudah terbentuk di 15 kecamatan di seluruh TTU.
“Berkat kerja keras dari seluruh kelompok petani selama enam bulan, ada 1.000 hektar jagung yang sudah dan siap dipanen pada bulan Februari dan Maret ini. Saya mengapresiasi pemerintah provinsi yang cepat tanggap terhadap serangan hama melalui bantuan obat hama dalam waktu yang sangat singkat. Juga bantuan peralatan pertanian,” ungkap Gildus pada kesempatan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur NTT juga berkenan melakukan dialog dengan para anggota kelompok tani dan masyarakat yang hadir. Beberapa hal yang diutarakan masyarakat dalam kesempatan tersebut terkait persoalan infrastruktur jalan, listrik, jaringan handphone,akses pendidikan, rumah layak huni.
Gubernur NTT juga menyerahkan bantuan pompa air, alat pertanian dan penyerahan bibit lamtoro teramba kepada kelompok tani.
Di bawah guyuran hujan yang lebat, Gubernur Viktor Laiskodat juga melakukan penanaman simbolis anakan cendana di kebun paroki Manumean.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Pimpinan Perangkat Daerah Provinsi NTT, Plt. Sekretaris Daerah TTU, pimpinan perangkat daerah kabupaten TTU, camat dan para kepala desa, para anggota kelompok tani, tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat, insan pers dan undangan lainnya. (L. Ng. Mbuhang)