KUPANG, beritalima.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta agar United States for International Development (USAID) fokus untuk menyelesaikan satu program kerja sampai tuntas.
“Kami mengapresiasi niat baik dari USAID untuk mendukung Pemerintah Provinsi NTT. Kami minta agar USAID fokus pada program penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKB) saja. Cukup fokus di salah satu kabupaten yang angka kematian ibu dan bayinya tinggi. Kerjakan sampai tuntas baru beralih ke program dan kabupaten lain,” tegas Gubernur saat menerima audiensi Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn dan rombongan di ruang kerja Gubernur, Rabu (3/11/2021).
Menurut Gubernur, kondisi NTT yang masih miskin dan tertinggal membutuhkan kerja kolaboratif dan keterlibatan dari berbagai pihak, tidak hanya Pemerintah. Namun kerjanya harus fokus dan terukur. Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi dan mendukung program yang dijalankan USAID.
“Fokus kerja pada satu bidang (penurunan kematian ibu dan bayi,red) itu saja, sesuai dengan anggaran yang tersedia. Kepala Bappelitbangda bisa rekomendasikan satu kabupaten dengan prosentasi angka kematian ibu dan bayinya tinggi kepada USAID supaya kerjanya lebih maksimal. Kita ingin penanganan sampai tuntas baru beralih ke program dan Kabupaten lain,” ungkap Gubernur.
Lebih lanjut, Gubernur menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi NTT agar AKI dan AKB nol persen.
“Komitmen ini membutuhkan kerja fokus. Duplikasi ke Kabupaten lain akan menjadi lebih mudah kalau satu Kabupaten yang sebelumnya jadi pilot project sudah tertangani sampai selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn menyambut positif tawaran dari Gubernur. USAID siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi NTT melalui program MOMENTUM untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di NTT.
“USAID gembira dapat bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT terutama dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Saat ini kita bermitra dengan pemerintah provinsi dan 13 kabupaten/kota di NTT untuk peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan. Tentu saja anjuran dari pak Gubernur untuk fokus pada satu masalah dan satu Kabupaten akan kita tindaklanjuti dengan instansi teknis. Kami juga sepakat dengan tawaran ini,” kata Ryan.
Lebih lanjut Ryan mengungkapkan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Kesehatan serta mitra swasta untuk mereplikasi sistem ambulans pengumpan yang telah diterapkan di kabupaten Lebak, Banten untuk tiga kabupaten di NTT, yakni Timor Tengah Selatan, Sumba Barat Daya dan Ende.
“Ambulans Pengumpan ini diubah menjadi kendaraan serba guna yang disebut AMMDes (Angkutan Mekanis Multiguna Desa) yang bisa mengangkut perempuan, anak-anak dan laki-laki dari daerah pedesaan ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan perawatan kesehatan yang tepat waktu. Kami serahkan enam unit AMMDes untuk tiga Kabupaten pilot project. Hal ini sebagai bentuk dukungan nyata kami untuk menurunkan jumlah kamatian ibu dan bayi baru lahir,” ujar Ryan.
Pada kesempatan tersebut Ryan juga melaporkan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan USAID selama kunjungan ke NTT di antaranya terlibat dalam peluncuran Program Kesiapsiagaan Polio di Kota Kupang pada 2 November. Juga bersama UNICEF, USAID telah mendukung pelaksanaan vaksinasi di Kota Kupang.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur NTT dan Direktur USAID Indonesia saling bertukar cinderamata.
Selanjutnya Direktur USAID bersama staf khusus Gubernur Bidang Kesehatan, Stef Bria Seran melakukan peluncuran AMMDES di ruang Rapat Asisten Kantor Gubernur NTT. (*)