KUPANG, beritalima.com – Peringatakan Proklamasi Kemerdekaan Tahun 2016 mengambil thema “ Indonesia Kerja Nyata”. Pada tataran refleksi ini, bagaimana masyarakat Nusa Tenggara Timur memaknai thema Indonesia Kerja Nyata?
Dari tatanan berpemerintahan, aksi nyata pemerintah dikemas melalui delapan agenda pembangunan daerah, serta enam tekad daerah menjadi provinsi jagung, ternak, koperasi, cendana, perikanan kelautan dan pariwisata serta Gerakan Masuk Laut, Gerakan Konsumsi Pangan Lokal dan Program Desa Mandiri Anggur Merah.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya menyampaikan kinerja pelaksanaan delapan agenda pembangunan daerah serta enam tekad provinsi Nusa Tenggara Timur pada Pidato Radio, Selasa 16 Agustus 2016 lalu.
Agenda pertama, katanya, yakni Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan. Ia menjelaskan, mengenai hasil ujian nasional, rata – rata Nilai Ujian Nasional masih rendah (kategori lulusan, kategori D), sekalipun realita menunjukkan bahwa, berdasarkan index Integritas Ujian Nasional tingkat sekolah tentang tingkat kejujuran, NTT berada pada peringkat tujuh.
Sementara di bidang kepemudaan, Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan pembinaan kepada 1.818 pemuda melalui pelaksanaan berbagai program.
Demikian pula di bidang olahraga terutama atletik, tinju, pencak silat dan kempo, telah diraih beberapa prestasi di ajang nasional maupun internasional, diantaranya 23 medali emas, 14 medali perak dan 12 medali perunggu.
Demikian juga agenda kedua, yakni pembangunan kesehatan. Menurut Gubernur, pada tahun 2015 angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH) sebesar 133 kematian. “ Angka ini menurun apabila dibadingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 169 kematian per 100.000 kelahiran hidup”, katanya.
Angka kematian bayi sebesar 10 kematian per 1.000 kelahiran hidup atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup. “ Kita harapkan angka ini terus terkoreksi menurun, seiring berbagai intevensi untuk perbaikan upaya layanan kesehatan ibu dan anak termasuk Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), pembangunan sarana prasarana kesehatan bagi masyarakat di daerah – daerah yang terpencil”, katanya.
Agenda ketiga, Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata. Ia menjelaskan, bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,02 persen lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79 persen. Sudah dua tahun berturut – turut, pertumbuhan ekonomi NTT melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi NTT sebesar 7,76 persen tercatat masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 13,62 juta atau naik melampaui tahun 2014 sebesar 8,12 juta.
Selanjutnya dia menjelaskan, agenda keempat adalah Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah. Dengan hasil serupa, ditetapkan lima Peraturan Daerah, 38 Peraturan Gubernur (Pergub), 290 keputusan Gubernur dan tiga instruksi Gubernur.
“ Dari penetapan lima Perda ini, Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, mendapat apresiasi juara II Anugerah Nawa Cita Legislasi”, ujarnya.
Sesuai road map reformasi birokrasi tahun 2013-2017, Provinsi NTT meraih prestasi urutan 12 dari 34 provinsi dengan kategori predikat B (Nilai=62,42). Ini menunjukkan akuntanbilitas kinerja Pemerintah Provinsi NTT dari waktu ke waktu makin baik. Untuk pertama kali dalam sejarah tatakelola keuangan daerah,Provinsi NTTmendapat penilaian Wajat Tanpa Pengecualian (WT). Opini Wajar Tanpa Pengecualian harus dipertahankan pada tahun-tahun yang akan datang dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Kemudian agenda kelima yakni percepatan pembangunan infrastruktur berbasis tata ruang dan lingkungan hidup. Percepatan pembangunan infrastruktur baik pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama jalan di kawasan perbatasan negara, jembatan, embung – embung, daerah irigasi serta peningkatan dan rehabilitasi daerah irigasi sedang dilakukan.
Berkaitan dengan penataan ruang, 22 kabupaten/kota telah ditetapkan Peraturan Daerah RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah). Sedangkan penilaian terhadap 15 kabupaten/kota sebagai nominator PeraihPenghargaan Adipura Tahun 2016, hasilnya peringkat pertama diraih oleh Kota Kupang dengan hasil 60,85, peringkat kedua Kabupaten Ngada dengan nilai 56,07 dan peringkat ketiga diraih oleh kabupaten Alor dengan nilai 55,40.
Sedangkan penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi kepada sembilan orang dan empat kelompok tani pejuang lingkungan untuk kategori perintis lingkungan, kategori penyelamat lingkungan, kategori pembinan lingkungan dan kategori pengabdi lingkungan.
Agenda keenam, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dilakukan melalui, peningkatan akses perempuan, anak dan pemuda dalam sektor publik serta peningkatan perlindungan terhadap perempuan, anak dan pemuda melalui fasilitas operasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2T2A), dalam menangani korban kekerasan terutama korban KDRT, advokasi dan sosialisasi pelaksanaan/penguatan kapasitas, penguatan jejaring perempuan.
Agenda ketujuh, pembangunan perikanan dan kelautan, hasilnya pada Tahun 2015 produksi budidaya rumput laut sebanyak 2,1 juta ton, naik dari tahun 2014 dengan produksi sebanyak 1,9 juta ton lebih basah. Kemudian, tahun 2015, produksi perikanan tangkap 118.827,34 ton, naik dari produksi tahun 2014 sebesar 108.083 ton.
Untuk mendukung produktifitas tengkapan nelayan, katanya, pada tahun 2015 diberikan sarana kapal tangkap tiga GT sebanyak 109 unit, 10 GT sebanyak tiga unit, gili net 90 peace, coo box 60 unit, bantuan mesin 15,5 PK sebanyak lima unit dan mesin ketinting 49 unit.
Demikian juga agenda khusus percepatan penanggulangan kemiskinan, penanggulangan bencana dan pembangunan daerah perbatasan. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di NTT pada bulan Maret 2016 sebesar 22,19 persen, mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi bulan September 2015 sebesar 33,58 persen. Untuk pembangunan daerah rawan bencana, selain pembangunan sarana prasarana fisik, dilakukan pula advokasi masyarakat mengenai tanggap bencana, pendataan kerusakan akibat bencana serta dukungan logistik dalam rangka penanganan bencana.
Selanjutnya dia menjelaskan, pelaskanaan enam tekad pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni pengembangan jagung. Menurutnya, jumlah produksi jagung tahun 2015 sebesar 685.081 ton, atau meningkat 5,87 persen bila dibandingkan dengan produksi jagung tahun 2014 sebesar 647.108 ton.
Demikian juga pengembangan ternak. Untuk ternak sapi, katanya, populasi pada tahun 2015 sebanyak 902.336 ekor, mengalami peningkatan sebesar empat persen dari tahun sebelumnya sebanyak 865.731 ekor. Untuk perdagangan ternak sapi antar pulau, mengalami peningkatan tiap tahun. dimana pada tahun 2014 sebanyak 49.658 ekor, kemudian tahun 2015 menjadi 52.811 ekor. Dan kuota pengiriman tahun 2016 meningkat menjadi 56.250 ekor atau mengalami kenaikan kurang lebih 6,43 per tahun.
Pengembangan Bidang Koperasi, kondisi bulan Mei 2016 terdapat 4.047 unit koperasi dengan rincian, Koperasi Aktif 3.593 unit dan Koperasi Tidak Aktif 444 unit. Keberadaan koperasi ini menyerap 31.238 orang tenaga kerja untuk melayani 944.678 orang anggota koperasi.
Dari segi keuangan, kondisi bulan Mei 2016, Koperasi di NTT memiliki modal sendiri sebesar Rp 2,359 miliar lebih atau meningkat sebesar 103,19 persen dari tahun 2014 sebesar Rp 1,161 miliar lebih. Modal luar sebesar Rp 3,053 miliar lebih atau mengalami peningkatan sebesar 83,69 dari tahun 2014 sebesar Rp 1,662 miliar lebih. Sedangkan Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp 386 miliar lebih dibanding 2014 sebesar Rp 211 miliar lebih atau mengalami peningkatan sebesar 82,94 persen. Peningkatan ini diperoleh dari volume usaha sebesar Rp 4,329 miliar lebih.
Pengembangan cendana. Program Pengelolaan Cendana Lestari tahun 2015, berupa ; (1) Pembangunan Hutan Tanaman Cendana seluas 30 hektar di Kabupaten Alor, Flores Timur, dan Sumba Timur; ( 2) Pemeliharaan Hutan Tanaman Cendana Tahun I (PT.I) seluas 67 hektar di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Lembata, Alor, Flores Timur dan Sumba Timur; (3) Pemeliharaan Hutan Hutan Cendana Tahun II (PT.II) seluas 80 Ha di Kabupaten Belu, Kupang, Alor, Flores Timur dan Sumba Timur; (4) Pemerliharaan Tanaman Cendana Tahun III (PT.III) seluas 121,99 Ha di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara; (5) Pemelihraan Tanaman Hutan Cendana Tahun IV (PT.IV) seluas 140 Ha di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Belu dan Alor; (6) Gerakan Penanaman Cendana Keluarga sebanyak 50.000 anakan di Kabupaten Manggarai, Sumba Barat, Manggarai Barat, Sikka, Rote Ndao, Malaka, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.
Pengembangan Perikanan dan Kelautan, untuk produksi budidaya ikan pada tahun 2015 sebesar 4.152,89 ton atau meningkat 8,25 persen dari tahun 2014 sebesar Rp 3.836,55 ton. Selain perikanan, pengembangan perikanan budidaya lainnya yaitu : (a) Pengembangan budidaya rumput laut, seluas 53.272,3 Ha atau lima persen dari garis pantai; (b) Pengembangan budidaya garam dengan luas lahan sebesar 10.492 Ha serta pemberdayaan 119 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan anggota 939 petambak garam; (c) Pengembangan budidaya mutiara di Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka dan Manggarai Barat.
Dia juga menjelaskan, keberhasilan pengembangan pariwisata. Menurutnya, sesuai Peraturan Daerah Provinsi NTT (Perda) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan (RIPPAPROV) telah dilakukan pengembangan kepariwisataan berupa Pengembangan Destinasi Pariwisata dan industri pariwisata, pengembangan kelembagaan dan industri kreatif serta promosi Pariwisata. Dampaknya, tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat yakni sebanyak 66.860 orang, dan wisatawan domestik sebanyak441.316 orang.
Terkait program Desa Mandiri Anggur Merah, Gubernur menjelaskan bahwa jumlah desa/kelurahan penerima Program Desa/Kelurahan Mandiri “ Anggur Merah” sampai tahun 2016 adalah sebanyak 2.658 desa/kelurahan yang tersebar di 22 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Sehingga total anggaran yang telah disalurkan ke rekening desa/kelurahan per bulan Agustus 2016 sebesar Rp 655 miliar lebih.
Kemudian jumlah pengembalian sampai dengan tahun 2015 telah mencapai Rp 133 miliar lebih atau 25,17 dari total anggaran yang disalurkan pada tahun 2015 sebesar Rp 517 miliar lebih. “ Kami berkomitmen, sampai tahun 2017, 3.271 desa/kelurahan desa/kelurahan di Provinsi NTT telah mendapat alokasi dana Program Desa Mandiri Anggur Merah”, jelas dia.
Saat menyampaikan Pidato Radio, Gubernur Lebu Raya didampingi Kadis Informasi dan Komunikasi NTT, Stefanus I. R. Oedjoe, Kepala Biro Humas Setda NTT, Semuel Pakereng, Kepala Biro Admintrasi dan Pembangunan, Siprianus Kelen. (Ang)