KUPANG, NTT (beritalima) – Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya mengharapkan pertemuan Meja Bundar Universitas (MBU) tiga negara (Indonesia, Austarlia dan Timor Leste, red) dapat memberikan rekomendasi yang lebih teknis.
Gubernur Frans Lebu Raya menyampaikan hal itu ketika membuka kegiatan Pertemuan Meja Bundar Universitas Tiga Negara yang ketiga Sotis Hotel Kupang, Senin (16/5).
Pertemuan yang dimotori Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama di Dili pada Tahun 2014 dan pertemuan kedua di Darwin Tahun 2015 lalu.
Kalangan Perguruan Tinggi melalui lembaga penelitian dan pengembangan kampus diharapkan membantu para nelayan dengan teknologi tepat guna. Teknologi modern yang dapat mendeteksi keberadaan kawanan ikan agar nelayan bukan lagi mencari ikan tapi menangkap ikan.
Gubernur mengapresiasi dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi yang selangkah lebih maju dalam merespon kerja sama Segitiga Pertumbuhan Kupang-Dili-Darwin.
Beberapa sektor utama menjadi prioritas kejasama tiga negara tersebut yakni pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan serta pariwisata.
“Forum meja bundar universitas tiga negara ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang teknis dan praktis dalam mendukung sektor-sektor tersebut. Forum ini hendaknya juga membuka kemungkinan adanya pertukaran mahasiswa antar universitas tiga negara,” harap Gubernur.
Lebih lanjut Gubernur juga menyentil tentang pentingnya penerbangan langsung dari Kupang ke Dili dan Darwin, serta sebaliknya. Pembukaan rute tersebut dapat membuka akses keterbukaan. Orang-orang dari ketiga negara yang bertetangga itu dapat berinteraksi serta saling mengunjungi lebih mudah dan lancar. “Pemerintah Provinsi sudah berkali-kali menyurati Pemerintah Pusat. Secara pribadi, saya juga sudah menyentil hal ini dengan Menteri Perhubungan. Semuanya dikembalikan kepada kebijakan Maskapai Penerbangan,” ungkap kata Lebu Raya.
Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, Prof. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D, selaku tuan rumah pertemuan Tahun 2016 dalam sambutannya menyatakan, Pertemuan Meja Bundar Universitas Tiga Negara merupakan forum untuk mendorong percepatan pembangunan sub-kawasan tersebut. Diinisiasi oleh Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao dan mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono sejak tahun 2014. “Dalam pertemuan kedua di Darwin Tahun 2015 sudah ditetapkan setiap universitas peserta mengembangkan centre of exellence (pusat unggulan),” urai Fred Benu. Ditambahkannya tema untuk pertemuan ketiga adalah “Pembangunan Terpadu Sub-kawasan Australia Bagian Utara, Indonesia Bagia Timur, dan Indonesia.
Sesuai kesepakatan Darwin 2016, pusat unggulan yang dikembangkan Charles Darwin University (CDU) adalah Lingkungan Hidup. Universitas Nasional Timor Lorosae pada Pendidikan dan Bahasa; Universitas Hasanudin pada Ilmu Kelautan dan Perikanan; Universitas Mataram pada Perubahan Iklim dan Resilens; Universitas Udayana pada kesehatan dan kedokteran serta pariwisata dan budaya; Universitas Gajah Mada pada Pengelolaan Bencana dan Resilensi; Universitas Kristen Satya Wacana pada Keadialan Sosial dan Pembangunan. Khusus untuk Undana fokus pada Pertanian Lahan Kering dan Lingkungan Hidup.“Diharapkan pada pertemuan ketiga ini, ada penambahan universitas peserta khususnya dari universitas yang hadir sebagai peninjau,” pungkas Rektor Undana di akhir sambutannya. (Ang)