Bengkulu, beritalima.com | Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjajaki jalan tengah konflik nelayan tradisional dan modern. Sore ini, Senin 01/03/2021, Rohidin mengambil langkah mendengarkan langsung curhatan dari kubu nelayan pengguna trawl untuk menghimpun informasi objektif.
“Dalam suasana kekeluargaan ini, saya ingin mendengar langsung dari nelayan. Apa yang menjadi keinginan dan harapan mereka. Dan tentu setiap persoalan harus disikapi dengan kepala dingin, begitupun saya dalam mengambil keputusan perlu melihat dari dua sisi,” ujar Rohidin saat pertemuan dengan nelayan modern di rumah salah satu tokoh nelayan, di Padang Serai Kota Bengkulu.
Seluruh pihak, tentu setuju kekayaan laut Bengkulu sangat melimpah, dan hal tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya namun harus mengikuti aturan yang ada. Atas dasar itu, Gubernur Rohidin akan rancang dalam waktu dekat untuk mempertemukan kedua kelompok nelayan, baik tradisional maupun modern.
“Kita ingin mempertemukan para nelayan, karena sumber daya laut ini harus dimanfaatkan dengan baik sekaligus bijak. Di samping itu kelestariannya perlu terjaga, tentu dengan mengedepankan aturan perundang-undangan yang berlaku terkait penggunaan alat tangkap,” jelas Rohidin.
Kemudian, kata Rohirin, program rumpon atau rumah ikan akan kembali digulirkan. Hal ini agar mencegah terjadinya gesekan antar nelayan. Selain itu, program bantuan alat tangkap juga harus betul-betul diterima oleh nelayan tradisional yang membutuhkan.
“Pemprov juga akan memprogramkan betul bantuan alat tangkap untuk nelayan tradisional, agar nantinya tepat sasaran yaitu untuk nelayan yang sangat perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah. Terakhir, program membuat rumah ikan atau rumpon dititik titik tertentu dalam bentuk pengamanan, agar wilayah rawan konflik jika dipasang rumpon tersebut. Kedua belah pihak (tradisional dan modern) akan menghindari, sehingga konflik kepentingan tidak terjadi,” pungkas Rohidin.
Salah satu perwakilan nelayan yang hadir, Ali Simatupang menyampaikan, bahwa kehadiran pemerintah sangat diperlukan untuk mengurai persoalan kedua kelompok nelayan ini. Sekaligus mencarikan jalan tengah penyelesaian yang saling menguntungkan. Sehingga masalah nelayan terkait alat tangkap ini dapat selesai dengan baik.
Sala satunya, menurut Ali, program rumpon bisa jadi solusi dan sangat realistis dilakukan ke depan. Apalagi hal itu dimotori oleh pemerintah. (R)