Gubernur Terpilih Ajak Masyarakat Membangun Aceh

  • Whatsapp

ACEH, Beritalima-Tidak mudah menjadi pemimpin dan membawa kesejahteraan pada seluruh lapisan masyarakat, hal tersebut disampaikan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf saat pidato  pertama di Ruang Paripurna DPR Aceh ketika setelah mengambil sumpah jabatan priode 2017-2022, dan acer tersebut berlangsung khidmat,’’ Selasa-05-Juli-2017.

 

Menurutnya, kami sampaikan terimakasih setinggi-tingginya kepada Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta jajarannya yang telah mendukung penuh proses demokrasi di Aceh dan turut hadi padar hari ini.

 

 Untuk itu, kata Irwandi, Rakyat juga mencatat bahwa para pemimpin datang dan pergi dengan beragam program dan janji pembangunan, baik pada saat bumi Aceh kaya raya dengan gas, juga pada saat konflik bersenjata, serta pada saat perdamaian dengan membawa harapan baru akan kemajuan. Bagaimanapun juga rasa pedih dan kecewa yang pernah ada, atas janji yang tak sampai, atas program yang tak berjalan, tak akan membuat kita semua patah semangat, lalu bersikap apatis dan sinis atas kenyataan yang ada.

 

Saya percaya  sambungnya, kesempatan masih terbuka, dan sejarah juga membuktikan, rakyat Aceh yang berjiwa patriotik bukanlah masyarakat yang mudah putus harapan. Dalam banyak catatan sejarah kita menyaksikan, bahwa rakyat Aceh yang dibentuk dan dipandu oleh iman Islam, selalu berikhtiar dan bekerja keras untuk mewujudkan yang terbaik.

 

 Saya percaya ethos dan semangat bekerja yang dikandung oleh hadih maja itu, dan nilai-nilai kearifan budaya di Aceh, akan terus hidup dan menjadi energi positif bagi masyarakat Aceh untuk membangun negeri ,belum lagi sepenuhnya mampu mewujudkan harapan dan mimpi kita akan kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik.  Saya ingin menggugah kesadaran masyarakat Aceh agar berpikir ke masa depan, untuk berbenah dan lebih bersiap memanfaatkan kesempatan dari berbagai kemudahan yang ada.

 

 Saat ini boleh dikatakan ekonomi Aceh bergerak hanya dari anggaran belanja daerah saja, ekonomi yang digerakkan oleh konsumsi dan belum disertai dengan kemampuan produksi dan dukungan industri yang memadai. Tidak ada yang abadi di dunia, demikian juga limpahan rezeki anggaran belanja daerah yang kita nikmati satu dekade terakhir ini.

Dalam lima tahun ke depan, banyak persoalan yang harus kita selesaikan. Bahwa saat ini peran ekonomi sektor swasta belum begitu berkembang, investasi dan industri masih belum mencapai tingkat yang diharapkan, bahwa kita sangat rawan krisis dalam soal energi dan pangan, bahwa infrastruktur pembangunan kita masih belum merata.

 

Ketimpangan pendapatan masih membentuk jurang yang menganga, bahwa sumber daya manusia Aceh yang cakap dan terampil masih jarang, bahwa tingkat kesehatan ibu dan anak kita masih berada di daftar terbawah dibandingkan daerah lainnya, semua itu adalah problem nyata Aceh hari ini Semua elemen masyarakat Aceh, baik para ulama, para tokoh masyarakat, partai politik, Pemerintah Kabupaten/kota, dan para penegak hukum.

 

Peningkatan kesejahteraan itu akan diukur dengan penurunan angka kemiskinan di bawah angka ratarata nasional, peningkatan kualitas pelayanan dasar dan peningkatan produksi berbagai komoditas di Aceh, termasuk pertanian dan perikanan. Tentu saja aspek pembangunan manusia berupa nilai agama dan jati diri Aceh dilakukan dengan menguatkan pendidikan berbasis nilai moralitas Islam.

 

 dalam setiap tingkatan pendidikan, dan memperkokoh eksistensi kelembagaan keislaman dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam. Semua hal itu dapat kita wujudkan dengan birokrasi yang kuat dan profesional, dan menugaskan mereka yang berilmu dan berkecakapan pada posisi yang tepat,’’(Aa79)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *