Gugah Kecintaan NKRI Dan Pancasila, Tiga Ormas Pemuda Gelar Aksi Damai “Gerakan 2 Desember“

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Keberadaan kelompok organisasi intoleran yang berkembang membuat masyarakat resah. Mereka menyampaikan keresahan dengan menggelar aksi damai dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan untuk menggugah kecintaan terhadap negara.

Aksi ini dilakukan GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia),dan GPN (Gerakan Pemuda Marhaenis). Mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dengan tujuan menggugah rasa nasionalisme bagi masyarakat. Tidak hanya itu, para pelajar dan mahasiswa ini juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘Gerakan 2 Desember, Pancasila Jiwaku, NKRI Harga Mati, Bela Ibu Pertiwi’di depan Gedung Grahadi Surabaya.

“Kami sengaja melakukan aksi damai di depan Gedung Grahadi. Kami sengaja menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia supaya masyarakat mengingatnya,” kata Kordinator Lapangan (Korlap) aksi Eduard Arthur di depan Gedung Grahadi, Surabaya, Minggu (3/12).

Eduard mengatakan, saat ini kondisi bangsa sedang rawan, kelompok intoleran terus mengalami perkembangan. Begitu juga dengan kelompok radikal, mereka terus bergerak untuk mencabik-cabik kebhenekaan Indonesia. Mereka juga ingin merubah Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu, sebagai pelajar, mahasiswa dan pemuda ada kewajiban untuk terus mengingatkan bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan harga mati.

Masyarakat, lanjut dia, harus mengetahui kalau radikalisme sangat berbahaya. Radikalisme merupakan ancaman terbesar untuk persatuan dan persatuan negara. “Radikalsime sekarang sudah mengancam negara ini, mari kita jaga dengan menjaga kebhenekaan,” ujar eduard.

Fadli, Siswa SMKN 2 Surabaya mengaku sangat senang dengan aksi damai yang dilakukan. Menurut dia, selama ini dirinya bersama dengan pelajar-pelajar lain telah melakukan aksi penyadaran tentang negara, dan bagaimana sejarahnya.

“Kami sudah bergerak memberikan penyadaran tentang negara, kami menyadarkan bagaimana sejarah yang benar di negara kita,” ungkapnya.

Ia tidak ingin pelajar maupun mahasiswa terkontaminasi dengan kelompok-kelompok radikal. Karena, mereka sudah bergerak dan masuk ke dunia pelajar maupun mahasiswa. Untuk itu, sebagai pelajar yang mengerti sejarah, maka memiliki kewajiban memberikan pengertian NKRI. (win)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *