SURABAYA, Beritalima.com |
Dua hari sebelum tahun 2021 menyapa merupakan hari kebahagiaan untuk Prof. Dr. Nike Hendrijantini, drg., M.Kes., Sp.Pros.(K.), yang telah dikukuhkan sebagai Guru Besar FKG UNAIR yang ke-30 dalam bidang Ilmu Prostodensia. Prof Nike bersama dua geru besar lain dikukuhkan di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR pada Rabu (30/12/2020).
Prof. Nike, sapaan karibnya, menggunakan kesempatannya berpidato untuk memaparkan tentang hasil risetnya yang berjudul ‘Regenerasi Jaringan, Masa Depan Restorasi Gigi dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan Wanita’. Riset tersebut terilhami dari lingkungan keluarganya yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan. Selain itu, data bahwa orang berusia 65 tahun ke atas memiliki risiko gigi hilang sebanyak 30,6 persen membuat Prof Nike ingin mempelajari masalah-masalah tersebut dari sisi Prostodensia.
Perlu diketahui bahwa Ilmu Prostodensia berdasarkan penjelasan dari Prof. Nike adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan diagnosis, rencana perawatan, rehabilitasi, dan pemeliharaan kesehatan mulut, kenyamanan, penampilan, dan kesehatan pasien dengan cara mengganti gigi dan jaringan maksilofasial yang hilang atau terbentuk tidak sempurna dengan alat tiruan atau protesa yang kompatibel dengan tubuh.
“Layaknya cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi lainnya, Ilmu Prostodensia juga mengalami perkembangan yang pesat dengan hadirnya teknologi seperti Computer Aided Design (CAD) penggunaan teknologi nano untuk bahan material gigi palsu, serta tentunya yang menjadi bahan riset saya, penggunaan sel punca atau stem cell,” ujar guru besar kelahiran Malang itu.
Alumnus Universitas Airlangga itu menceritakan bahwa problema dalam melakukan dental implant terutama untuk perempuan yang telah melewati masa menopause atau menderita osteoporosis adalah tidak terjadinya osseointegration, yaitu proses menyatunya gigi palsu dengan tulang, karena densitas tulang yang jelek. Prof. Nike menambahkan bahwa problema itu dapat diatasi dengan sel punca.
“Stem cell memiliki beberapa jenis berdasarkan sumbernya namun yang banyak dimanfaatkan adalah sel punca dari tali pusar bayi karena kandungannya yang kaya akan Mesenchymal Stem Cells,” jelasnya
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof. Nike pada hewan percobaan yang memiliki gejala osteoporosis, dihasilkan rekayasa tali pusar bayi demi mendapatkan kandungan MSC. Kandungan sel tersebut kemudian diberikan pada hewan coba. Hasilnya adalah hewan coba menunjukkan osseointegration ketika dipasang dental implant.
Di sini membuktikan bahwa penggunaan sel punca dapat memperbaiki tulang yang mengalami osteoporosis. Prof. Nike menekankan bahwa itu merupakan kemajuan dalam Ilmu Prostodensia karena dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dental implant terhadap wanita menopause yang memiliki gejala osteoporosis.
Prof Nike melanjutkan, hingga saat ini penelitian mengenai pengaruh MSC dari tali pusar terhadap dental implant terus dilakukan oleh UNAIR. Termasuk, penelitian kolaborasi bersama Tohoku University di Jepang.
“Harapannya melalui kolaborasi ini akan terus berkembang, tidak hanya pada bidang penelitian, tetapi juga pendidikan dan peningkatan ilmu serta keterampilan khususnya di bidang Prostodonsia dan ilmu Kedokteran Gigi pada umumnya,” pungkasnya. (Yul)