Guru Besar Unair Kembangkan Obat Anti Radang Sendi dari Bahan Alam

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Osteoarthritis atau radang sendi dapat menyebabkan rasa nyeri pada persendian. Penyakit ini menyerang penduduk seiring bertambahnya usia mereka. Tatalaksana radang sendi melibatkan terapi farmakologis dan nonfarmakologis.

Penatalaksanaan radang sendiri ternyata bisa memanfaatkan kekayaan bahan alam. Hal ini Prof apt Rr Retno Widyowati SSi MPharm PhD sampaikan pada Sidang Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) pada Rabu (25/10/2023).

Aula Garuda Mukti Gedung Manajemen Kampus MERR-C menjadi tempat berlangsungnya acara.

Prof Retno menyampaikan bahwa berdasarkan studi yang ia lakukan, masyarakat Indonesia banyak menggunakan ramuan tradisional untuk mengurangi nyeri sendi.

“Salah satu metodenya dengan kompres jahe dan bawang merah karena keduanya menurunkan peradangan dan melancarkan peredaran darah,” katanya.

Masyarakat juga mengenal beberapa ramuan obat tradisional lain yang bermanfaat untuk mengurangi radang sendi. Ramuan tersebut antara lain ramuan dari Sumenep, Yogyakarta, dan Solo.

Selain itu Prof Retno menemukan beberapa tanaman dan hewan yang berpeluang menjadi obat pada radang sendi. Bahan tersebut antara lain akar kuning, bawang dayak, jotang, landing, dan tanduk rusa.

Akar Kuning
Akar kuning merupakan tumbuhan endemik dari Kalimantan. Masyarakat suku dayak menggunakan akar kuning untuk mengobati nyeri sendi.

Tanaman ini memiliki beberapa kandungan metabolit sekunder seperti berberin, talifendin, jatrorrhizine, palmatin, columbamine, dihydro berberin, limasin, dan fibraurin. Kandungan ini berpotensi sebagai anti peradangan.

Meski demikian, uji toksisitas dan uji klinis perlu terlaksana dalam pengembangan akar kuning sebagai obat anti radang sendi.

“Uji toksisitas dan uji klinik untuk keberlanjutan akar kuning sebagai obat anti radang sendi perlu dilakukan,” tutur Guru Besar Fakultas Farmasi tersebut.

Tanduk Rusa
Tanduk rusa sambar memiliki kandungan kalsium sebesar 73 persen hidroksiapatit dan mineral. Masyarakat Kalimantan Timur mengkonsumsi tanduk rusa sebagai obat mengurangi nyeri dan peradangan sendi.

Lebih lanjut, ekstrak etanol 70 persen dari tanduk rusa ternyata berpotensi sebagai obat anti radang sendi.

Kendati demikian serangkaian standarisasi perlu terlaksana untuk menjamin keamanannya.

“Serangkaian standarisasi perlu terlaksana sehingga tanduk rusa dapat memenuhi standar sebagai bahan obat baru. Tak kalah penting juga, tanduk rusa harus melewati uji keamanan,” paparnya.

Bahan Lain
Bahan lain seperti bawang dayak mengandung senyawa yang dapat mengurangi pembengkakan lutut. Sementara jotang memiliki kandungan utama yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri. Selain itu, jotang juga berpotensi sebagai obat anti osteoporosis.

Prof Retno mengungkapkan bahwa dengan memanfaatkan bahan alam sebagai obat anti radang nyeri dapat mendorong kemandirian industri farmasi Indonesia. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan lebih lanjut seyogianya terus berlangsung.

“90 persen obat dan bahan baku obat mengandalkan impor, hal ini merugikan perekonomian dan industri farmasi. Oleh karena itu peluang bahan alami dalam pengembangan obat sangat terbuka untuk menjadikan Indonesia lebih mandiri,” pungkasnya. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait