SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan kandungan yang ada di dalam cairan disinfektan, baik yang disemprot maupun yang terdapat dalam bilik sterilisasi itu aman. Hal ini disampaikan oleh Ketua Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya (Unair), Retno Sari.
Ia menyatakan selama ini digunakan untuk penyemprotan di bilik sterilisasi atau bilik disinfeksi, sebenarnya itu adalah benzalkonium chloride. Prinsipnya dia merupakan kelompok senyawa ammonium quarterner yang bersifat surfaktan.
“Surfaktan artinya dia akan mempengaruhi permukaan. Biasanya kalau sabun itu termasuk surfaktan. Bahan aktif sabun itu termasuk surfaktan. Artinya kalau kita mencuci tangan dengan sabun, itu bahan-bahan yang lemak protein itu akan berikatan kemudian dia akan terjadi menggumpal kemudian akan merusak,” kata Retno Sari, Minggu (29/03/2020).
Dalam hal ini, Retno Sari menjelaskan, bahwa virus merupakan makhluk hidup atau not living organism yang tidak ada dinding selnya namun ada lapisan proteinnya. Sehingga kalau protein itu terkena bahan yang sifatnya mempengaruhi sifat permukaannya, maka dia akan menggumpal dan rusak.
“Jadi bahan yang digunakan selama ini untuk bilik itu tentu saja dengan kadar yang aman. Kalau ada yang menyampaikan ada efek samping dan sebagainya semua bahan akan digunakan tidak sesuai dengan kadarnya itu pasti ada efek sampingnya,” jelas Retno Sari.
Karena itu, Retno Sari kembali memastikan, bahwa kandungan yang ada di dalam cairan disinfektan, baik yang disemprot maupun yang terdapat di dalam bilik sterilisasi itu aman. Soal kekhawatiran masyarakat sekarang terkait hal itu, sudah tidak perlu diragukan lagi. “Bahwa cairan desinfeksi yang dipakai bilik chamber itu cukup aman dan sesuai dengan takarannya,” terangnya.
Namun demikian, ia juga memaparkan, bahwa proses disinfeksi berbeda dengan sterilisasi. Kalau sterilisasi, maka harus benar-benar steril dan mikrobanya harus 0. Sedangkan disinfeksi, hanya menurunkan jumlah bakteri virus sampai dia tidak membahayakan kesehatan. Meski bahan yang digunakan sama, baik yang di bilik sterilisasi maupun yang disemprot, namun ia juga tetap menganjurkan masyarakat untuk mandi dan cuci tangan jika sampai di rumah.
“Dalam situasi seperti ini kan semua upaya dilakukan untuk meminimalisir resiko. Jadi pengendaliannya sudah ketat ya. Di dalam peraturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat pedoman yang menyebutkan terkait panduan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan dan langkah-langkah disinfeksi dalam pencegahan virus Covid-19. Juga berdasarkan WHO tahun 2020. Kemudian bahan-bahan tadi itu juga membunuh virus bakteri dan jamur,” imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Profesor Nidom Foundation (PNF). Ia menyatakan, bahwa bahan disinfektan yang digunakan Pemkot Surabaya ini aman. Sebab, benzalkonium chloride yang terkandung dalam disinfektan itu masuk dalam golongan ammonium quartener, dan itu aman untuk manusia karena levelnya tingkat rendah. “Insya allah aman untuk manusia, intinya aman asal campurannya benar,” kata Prof Nidom.
Meski benzalkonium chloride ini juga dimanfaatkan untuk penyemprotan kandang binatang, namun Guru Besar Unair Surabaya ini memastikan, bahwa di dalam aturan umum disinfektan itu tidak ada masalah jika digunakan untuk manusia. Tapi, yang terpenting adalah tujuannya untuk membunuh mikroorganisme.
“Nah, kebetulan mungkin banyak dipasarkan di wilayah peternakan, tapi itu tidak ada masalah. Insya allah aman,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya, Mujiaman Sukirno menambahkan, bahwa pemakaian disinfektan untuk penyemprotan di luar itu sudah sesuai protokol yang berlaku. Kandungannya adalah chlorine sesuai dosis yang ditentukan yang biasa dipakai untuk fasilitas-fasilitas umum dan peralatan di luar.
“Sekali lagi saya sampaikan untuk chlorine kami yang menyiapkan untuk sanitasi di luar ruangan, itu aman dipakai. Dia akan efektif juga untuk mematikan apa saja mikroorganisme yang ada di peralatan, kemudian di fasum. Bukan hanya virus, tapi apa saja termasuk organik yang menempel mikroorganisme semuanya efektif dibasmi menggunakan chlorine yang kita siapkan,” kata Mujiaman.
Menurut dia, chlorine ini sangat volatile. Artinya, dalam waktu detik sudah menguap sepanjang tidak dipakai berlebihan di tempat tersebut. Makanya, ia memastikan, bahwa kandungan tersebut sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan standar WHO. “Jadi semua disinfektan yang digunakan di luar ruangan kita siapkan kandungan aktifnya adalah chlorine, dia sangat efektif untuk membunuh seluruh mikroorganisme,” tegasnya.
Bahkan, kata Mujiaman, proses membunuhnya pun bukan secara meracuni metabolismenya, tetapi membakar organisme itu sendiri. Pihaknya menyebut, bahan kimia ini adalah Oxidising Biocide yang sangat efektif membunuh mikroorganisme dari luar. Begitu tersentuh, maka mikroorganisme itu langsung terbakar.
“Untuk penyemprotnya harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang sesuai, karena untuk manusia diharapkan tidak terus menerus terpapar segala macam biocide,” pungkasnya. (*)