(Penutupan Program USAID PRIORITAS di Aceh Utara)
ACEH UTARA – Guru di Aceh Utara harus terus dilatih untuk pemerataan akses pendidikan yang berkualitas bagi siswa. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Aceh Utara dalam amanatnya yang dibacakan oleh Asisten III Sekdakab, Drs Iskandar Nasri, MM, pada kegiatan Rapat Pemangku Kepentingan dan Penutupan Program USAID PRIORITAS di Aula Kantor Bupati Aceh Utara (11/4/2017). “Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar mengadopsi beberapa kegiatan dan mengembangkan model pelatihan yang telah dikembangkan oleh USAID Prioritas untuk masuk dalam perencanaan pengembangan pendidikan di Aceh Utara,” pinta Bupati.
Selain itu Bupati juga mengingatkan perlu adanya perencanaan pemerataan guru sesuai dengan analisis yang telah dilakukan oleh USAID. “Kita harus melakukan pemerataan guru, terutama ke daerah terpencil. Jangan menumpuk di kota dan jalur lintas utama, guru harus mengabdi hingga ke pelosok, apalagi pemerintah memberi perhatian khusus untuk itu,” jelas Bupati sembari mengingatkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah hendaknya menjadi contoh bagi guru, yaitu pertama, memperbaiki dan membina akhlak serta budi pekerti. Kedua, guru harus rajin membaca.
Dengan akan berakhirnya bantuan program pengembangan mutu pendidikan di Indonesia yang didanai oleh USAID, Kabupaten Aceh Utara berkomitmen akan melanjutkan praktik baik yang selama 5 tahun telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS di Aceh Utara, terutama menjadikan sekolah mitra USAID sebagai sekolah contoh. Kegiatan ini melibatkan 60 peserta dari unsur pemangku kepentingan bidang pendidikan, Kepsek dan guru dari sekolah mitra USAID, dan para Fasilitator Daerah (Fasda). Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan demontrasi pembelajaran oleh siswa SDN 5 Seneuddon tentang Sistem Peredaran Darah menggunakan platisin dan demo pembelajaran Bahasa Inggris oleh siswa MTsN Tanah Jambo Ayee tentang Talking Stick atau tongkat bicara untuk melatih kemahiran Bahasa Inggeris siswa.
Ridwan Ibrahim, Koordinator USAID PRIORITAS mengatakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi dan dokumentasi praktik baik yang dikumpulkan dari sekolah mitra dan fasda. “Dari hasil evaluasi dan praktik baik yang dikembangkan di sekolah mitra membuktikan kemajuan dalam program ini dan kami sangat berharap program ini dapat terus dilanjutkan sekolah mitra, umumnya di sekolah lainnya di Aceh Utara,” kata Ridwan. Ridwan juga berharap bahwa pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik untuk mempersamakan persepsi dan strategi keberlanjutan pasca program ini berakhir.
Aceh Utara telah memiliki 39 fasda bidang pembelajaran dan manajemen sekolah SD/MI dan SMP/MTs serta Fasda Buku Bacaan Berjenjang untuk membaca kelas awal SD/MI. Sebanyak 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs mitraUSAID PRIORITAS, sudah dilatih 351 orang guru/kepsek dan komite dengan pendekatan Praktis, partisipatif, menggunakan banyak video, praktik mengajar, dan pendampingan. Selain itu USAID telah menghibahkan 3.600 buku untuk meningkatkan budaya baca di sekolah mitranya dan menambah hibah 87.600 Buku Bacaan Berjenjang (B3) kepada 146 SD/MI di Aceh Utara untuk keterampilan membaca dan pemahaman bacaan pada kelas awal SD/MI.
Program ini juga telah didiseminasi (di sebarluarkan secara mandiri) pada sekolah 125 SD/MI & SMP/MTs di Aceh Utara dengan total peserta yang telah dilatih 547 menggunakan dana BOS dan mandiri sebesar Rp 148.832.000. Dampak dari program ini pada sekolah mitra, terjadi perubahan / peningkatan dalam peran guru mengajar, sikap dan kegiatan siswa, peningkatan kinerja siswa, minat dan kemampuan baca, lingkungan sekolah, manajemen sekolah dan partisipasi masyarakat.
Dalam pertemuan ini diungkapkan tantangan dan peluang bagi kemajuan pendidikan di Aceh Utara, diantaranya Fasda yang selalu diberdayakan untuk melatih dan mendampingi sekolah/madrasah, terutama untuk tetap berkomitmen melaksanakan praktik yang baik (termasuk yang ada dalam Renstra dan Renja). Pemilihan sekolah “praktik yang baik” yang siap untuk berbagi pengalaman mereka dan Forum KKG/MGMP yang telah berjalan dengan baik sebagai ajang bagi guru pembelajar untuk saling membelajarkan.***