JEMBER, beritalima.com|
Kasus stunting di beberapa wilayah Jatim masih terbilang cukup tinggi, meskipun menurut data BPS angkanya cenderung mengalami penurunan.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota DPRD provinsi Muhammad Fawait SE MSc. Ketua fraksi partai Gerindra tersebut mengaku banyak menerima keluhan dari berbagai elemen masyarakat, bahwa kasus stunting di Kabupaten Jember yang masih cukup tinggi.
“Oleh karena itu saya mengusulkan ke pemprov Jatim dengan membuat program revolusi putih untuk mengatasi stunting tersebut,” terang Gus Fawait, panggilan akrab Muhammad Fawait.
Gus Fawait menuturkan berdasarkan laporan Pemprov Jatim tahun 2022, secara kumulatif angka stunting di Jatim mengalami penurunan. Namun di beberapa kabupaten justru angka stunting masih tinggi.
“Seperti di Kabupaten Jember, Bondowoso dan Situbondo angka stuntingnya masih diatas 30%. Jember tepatnya masih di angka 34,%. Padahal target dari pemerintah pusat adalah di bawah 10%. Makanya ketika saya ketemu emak emak di Kabupaten Jember mereka sangat mengkhawatirkan dengan angka stunting tersebut,” sambung Gus Fawait.
Gus Fawait menyebutkan bahwa
pengetahuan ibu-ibu mengenai kehamilan hingga 1000 hari pertama bayi lahir, masih sangat minim, sehingga dikhawatirkan rawan mengalami stunting.
“Ini juga tak lepas dari angka kemiskinan yang relatif banyak di daerah-daerah yang angka stuntingnya masih tinggi,” ujar Gus Fawait.
Gus Fawait menuturkan, Kasus stunting yang tinggi ini, lebih berbahaya dibanding hal yang lain. Karena stunting ini dialami anak-anak hingga usia 2 tahun yang mengalami perlambatan pertumbuhan, kasus ini lebih parah dibanding gizi buruk. Padahal generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia.
“Bayangkan apabila semakin banyak balita kita yang memiliki kategori stunting, maka kualitas dari generasi penerus masa depan di Jatim atau di kabupaten tersebut juga menjadi tidak berkualitas atau terganggu. Makanya Fraksi Partai Gerindra akan memperjuangkan persoalan ini di P-APBD 2023 supaya Pemprov Jatim membantu kabupaten yang angka stuntingnya masih tinggi,” tandasnya.
Di wilayah Tapal Kuda, Kabupaten Jember tergolong daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar, dan dari sisi ekonomi juga sangat mempengaruhi perekonomian Jatim. Artinya, jika terjadi sesuatu di Kabupaten Jember, tentu akan mempengaruhi banyak hal di provinsi.
Menurut Gus Fawait, Kalau angka stunting di Kabupaten Jember tertinggi tentu itu sebuah paradoks. Sebab di Jember ada kampus kampus yang besar seperti Universitas Negeri Jember, UIN Jember, Politeknik dan lain sebagainya, tapi angka stunting terbesar justru ada disini.
“Itu juga pertanda kalau Pemkab Jember tidak mampu mengatasi, maka Pemprov Jatim bisa membantu dan turun tangan agar angka stunting di Kabupaten Jember dan beberapa kabupaten lain yang tidak mampu bisa dikurangi,” tukasnya.
Selain sosialisasi yang sudah direncanakan pemprov Jatim terus digencarkan, Fraksi Partai Gerindra juga menawarkan ide untuk melakukan revolusi putih seperti apa yang digagas oleh Pak Prabowo Subianto
“Revolusi putih itu adalah dengan memberikan susu kepada anak anak balita di daerah-daerah. Ide ini mungkin menjadi salah satu yang bisa ditiru oleh pemprov untuk membantu pemkab di Jatim. Namun mengatasi stunting tidak cukup hanya mengandalkan faktor gizi belaka, karena stunting ini lebih komplek dibanding dengan gizi buruk,” papar Gus Fawait.
Revolusi putih itu juga menjadi salah satu sumbangsih dari Fraksi Gerindra untuk ikut serta memikirkan, bagaimana stunting di Jatim bisa menurun, karena angka stunting di Jatim masih di kisaran 19%. Sedangkan target dari pemerintah pusat adalah dibawah 14%.
“Ini merupakan sumbangsih Fraksi Gerindra melalui ide revolusi putih yang akan diperjuangkan di P-APBD 2023. Tujuannya supaya Pemprov Jatim bisa membantu kabupaten kota yang tidak mampu mengatasi kasus stunting di daerahnya,” pungkasnya.(Yul)