JAWA TIMUR, beritalima.com – Ancaman dan peredaran Narkoba di Indonesia saat ini sudah memasuki masa kritis. Tidak hanya di perkotaan, peredaran narkoba kini telah merambah hingga ke pedesaan. Keadaan ini terus mengancam kaum muda sebagai penerus bangsa sehingga dibutuhkan peran semua pihak, baik pemerintah, pengak hukum, masyarakat maupun organisasi sosial seperti GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkotika), dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Demikian disampaikannya saat memberi sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus DPD GRANAT Jawa Timur Masa Bhakti 2016-2021 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (21/07).
Bahaya Narkoba, menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, telah menyerang generasi muda penerus bangsa. Penyalahgunaan narkoba terbukti telah merusak masa depan bangsa di negara manapun. “Narkoba ini merusak karakter dan mental manusia, tidak hanya fisik saja, sehingga dalam jangka panjang berpotensi mengganggu daya saing dan kemajuan bangsa”, ungkapnya.
Seperti diketahui, tingginya jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 4,1 juta orang (2,2%). Kerugian material diperkirakan kurang lebih sebesar 63 Triliun Rupiah yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, biaya pengobatan, biaya rehabilitasi, dsb.
Untuk itu, ia mengajak seluruh komponen masyarakat di Jawa Timur khususnya untuk bersama-sama menyatakan perang terhadap narkoba. Menurutnya, diperlukan upaya konstruktif, efektif, efisien dan berkelanjutan untuk mencegah timbulnya lost generation akibat bahaya narkoba ini. “Bahaya narkoba ini sudah di atas radikalisme dan terorisme karena dampaknya tidak terukur, narkoba ini dekat dengan pergaulan bebas, dan pergaulan bebas ini dapat menyebabkan AIDS”, ujarnya.
Di akhir, ia mengapresiasi GRANAT yang secara konsisten berkampanye untuk mengajak semua pihak menyadari akan pentingnya bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia. “Saya mengapresiasi GRANAT atas perannya membantu pemerintah dalam mengkampanyekan bahaya narkoba. Saya harap, pelantikan DPD GRANAT Jatim ini mampu menekan jumlah penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Jatim pada khususnya”, ucapnya.
Sementara itu, KRH. Henry Yosodiningrat, Ketua Umum DPP GRANAT menyampaikan sebanyak empat juta penduduk Indonesia saat ini menderita kecanduan narkoba dan sedikitnya lima orang meninggal dunia setiap hari karena narkoba. Tak hanya itu, jumlah pecandu Narkoba di Indonesia bertambah delapan orang setiap harinya. “Situasi ini sangat mengkhawatirkan, karena itu penegakan hukum terhadap kejahatan yang jaringannya berskala internasional ini mestinya jadi prioritas utama dibanding korupsi dan terorisme”, ujarnya.
Usai dilantik sebagai Ketua DPD GRANAT Jatim, KMAT. Dra. Arie Soeripan, MM berjanji akan menyadarkan masyarakat Jatim akan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Menurutnya, narkoba menjadi “warning” bagi pemerintah, masyarakat, dan penegak hukum. Sehingga tanggung jawab penanggulangan bahaya dan peredaran narkoba bukan hanya menjadi tugas pemerintah akan tetapi juga tugas masyarakat. “Saya berjanji akan menyebarkan panji-panji GRANAT di seluruh Jatim dalam mengkampanyekan penanggulangan bahaya da peredaran narkoba”, ucapnya. (**).