Banyak jalan yang diberikan Allah SWT kepada umatNya untuk mewujudkan mimpi beribadah ke tanah suci. Bisa lewat menabung, menang doorprise, atau diberangkatkan orang lain. Ibadah haji bukan hanya soal uang, lebih dari itu, haji adalah rejeki dari Allah SWT kepada hambaNya yang bersungguh-sungguh dan beruntung.
“Banyak orang ingin beribadah haji, tapi tidak semuanya bisa berangkat. Ibadah haji memang butuh uang, tapi belum tentu orang yang punya uang bisa mewujdukannya. Sebaliknya, banyak orang yang tidak punya uang tapi bisa berangkat ke tanah suci. Allah SWT punya cara untuk memberangkatkan umatNya berhaji”
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf saat Haul Massayech SITQON di PP Nahdlatul Thullab Taman Anom, Omben, Kabupaten Sampang, Minggu (3/9) malam.
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim mengatakan, ketika dirinya memberangkatkan kloter jamaah haji tahun 2017 beberapa waktu yang lalu, terdapat sepasang jamaah suami-istri yang berprofesi sebagai tukang pijat. Mereka menabung selama 20 tahun untuk mewujudkan mimpi berangkat haji.
“Keduanya sepakat setelah menikah untuk menabung sehari masing-masing Rp. 5 ribu. Jadi setiap bulan menabung Rp. 300 ribu, kemudian setahun terkumpul Rp. 3,6 juta, dan setelah 20 tahun terkumpul Rp. 75 juta. Akhirnya mereka bisa beribadah haji” katanya.
Selain lewat menabung, lanjut Gus Ipul, terdapat pula jamaah yang berangkat haji yang menang undian doorprise, dan ada juga jamaah yang diberangkatkan oleh orang lain, baik itu sanak saudaranya, ataupun pimpinannya. “Allah SWT punya cara untuk memberangkatkan umatNya ke tanah suci. Jadi jangan pernah berputus asa dengan rahmatNya” lanjutnya.
“DUIT” Wujudkan Mimpi Umat
Masih menurut Gus Ipul, agar mimpi kita segera terwujud, kita harus memiliki “DUIT” sebagai pegangan hidup. “DUIT” adalah singkatan dari “Doa, Usaha Ilmu, dan Tawakkal”.
“Doa adalah inti ibadah, doa bisa dilakukan sendiri-sendiri ataupun bersama-sama. Apapun yang kita lakukan harus diawali dengan doa agar mendapat kemudahan dari Allah SWT. Alhamdulillah di majelis ini doa kita dibimbing oleh Kiai dan ulama agar doa kita terarah” katanya.
Kemudian setelah berdoa, kita wajib melakukan usaha untuk mewujudkan cita-cita. “Usaha itu ikhtiar, atau kerja keras agar Allah SWT bisa menyaksikan kesungguh-sungguhan kita dalam mewujudkan mimpi. Jika hanya doa saja tanpa kerja keras, maka tidak mungkin kita bisa memperoleh sesuatu, karena tidak lengkap syariatnya” ujarnya.
Masih menurut Gus Ipul, setelah doa dan usaha dilakukan, selanjutnya adalah memiliki ilmu yang cukup. Baik ilmu untuk mendekatkan diri kepadaNya maupun ilmu untuk memahami apa yang telah diciptakanNya. “Ilmu sangat penting untuk menunjang kita mewujudkan mimpi. Sungguh sangat berbeda orang yang punya ilmu dan tidak” tambahnya.
“Dan yang terakhir adalah tawakkal, artinya berserah diri kepada Allah SWT atas apa yang telah dikerjakan maupun dilakukan. Dengan bertawakal seseorang akan menjadi lebih sukses dalam meraih mimpinya” pungkas Gus Ipul. (rr)