Gus Ipul: Bebaskan Kekumuhan dengan Sanitasi dan Air Bersih

  • Whatsapp

           Langkah membebaskan perkotaan dari kekumuhan dapat dimulai dengan membangun sanitasi yang bersih dan ketersediaan air bersih. Ini penting dilakukan karena membangun peradaban dimulai pembangunan sanitasi atau kamar mandi yang bersih. Selain itu, ketersediaan air bersih juga menjadi syarat dalam membebaskan dari kekumuhan.

            Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat membuka Pelatihan Dasar Fasilitator Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Osp 6 Jawa Timur di Ballroom Ijen Suites Kota Malang, Jumat (19/8).

            Ia mengatakan, mewujudkan pemukiman ataupun kota layak huni dan berkelanjutan, serta bebas kumuh dapat dilakukan dengan 100 persen pelayanan sanitasi, 0 persen kekumuhan, dan 100 persen pelayanan air bersih.

“Ingat selalu 100-0-100 dalam membangun kota tanpa kumuh. Sanitasi dan air bersih terpenuhi, maka zero kekumuhan dapat terwujud,” ujar Gus Ipul sapaan lekat Wagub Jatim.

Gus Ipul menjelaskan, peran fasilitator yang sangat berperan guna mewujudkan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) ini. Fasilitator menjadi penghubung program pemerintah dengan masyarakat atau bisa dikatakan sebagai jembatan emas. “Fasilitator sepulangnya dari pelatihan ini bisa langsung terjun ke masyarakat. Kalau fasilitator sukses menyosialisasikan program pemerintah, maka pemerintah juga akan sukses,” tuturnya.

Untuk itu, Gus Ipul meminta kepada para fasilitator untuk membuat langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). “Bikin sesuatu yang belum ada dan inovatif untuk kota masing-masing. Karena kota adalah showroom Indonesia yang dilihat dari seluruh penjuru dunia. Jika kota bersih dan bebas kumuh,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah daerah juga memfasilitasi masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan penanganan permukiman kumuh skala lingkungan di wilayahnya. Peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan adalah melibatkan peran aktif masyarakat dalam upaya menyinergikan penanganan permukiman kumuh skala kota atau kawasan dan skala lingkungan.

            Sementara itu, Team Leader Pelatihan Dasar Fasilitator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Pranata Putra mengatakan, kegiatan ini diikuti merupakan gelombang kedua dari pelatihan dasar fasilitator program Kotaku. Pada gelombang kedua ini diikuti sebanyak 577 peserta dari 36 kabupaten/kota di Jatim.

            Lebih lanjut disampaikannya, setelah mengikuti pelatihan dasar, para fasilitator akan melakukan pendampingan ke masyarakat untuk mewujudkan program Kota Tanpa Kumuh. Satu fasilitator bisa mendampingi 7-9 kelurahan.

Program KOTAKU merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran Pemerintah Daerah dalam percepatan penanganan kawasan kumuh dan mendukung gerakan 100-0-100 di perkotaan pada 2016-2020. (**).

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *