Gus Ipul Hadiri Haulke 29 KH. Shodiq Damanhuri di PP. Apis Blitar

  • Whatsapp

Menurut hasil survey, ada tiga alasan mengapa seseorang memilih pendidikan di salah satu pondok pesantren. Pertama melihat pengasuh dan pendiri pondok pesantren, kedua karena para alumninya dan yang ketiga motivasi dari orang tua.

Hasil survey tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri Haul ke 29 KH. Shodoq Damanhuri sekaligus Peringatan Maulidi Rosul di PP. Apis Gondang Gandusari Kab. Blitar, Selasa (6/12).

Dipaparkan, 50 persen dari santri yang disurvey mengatakan bahwa memilih pondok pesantren untuk menuntut ilmu karena pendiri ,pengasuh pondok pesantren dan muasisnya mempunyai ilmu yang benar. “Para kiai dan para guru mempunyai hubungan dengan para kiai yang benar. Apabila dihubungkan dan ditarik ke atas Insyaallah berhubungan dengan Rasulullah SAW,” paparnya. Dengan demikian mudah-mudahan para santrinya juga  terhubung dengan Rasullullah SAW.

Kedua, 25 persen dari hasil survey mengatakan bahwa mereka  memilih pondok pesantren karena para alumni santri. “Para alumni mempromosikan pondok pesantren yang telah mengajarkan ilmu agama dengan benar,” lanjutnya. Kehidupan para alumni di lingkungannya menjadi contoh bagi lingkungannya. Oleh karena itu,  Wagub yang biasa disapa Gus Ipul  mengatakan bahwa keberlanjutan kehidupan dan perkembangan suatu pondok pesantren sangat tergantung pada alumni.

Demikian pula hubungan para kiai dan santri sangat mempengaruhi berkembangnya suatu pondok pesantren. Hubungan mereka begitu ikhlas dan sangat erat. Pondok besar berasal dari pondok pesantren kecil. Dan pondok pesantren kecil berasalnya atau didirikan oleh para santri dan para alumni pondok pesantren besar.

Yang ketiga, karena motivasi para orang tua. Orang tua menginginkan mempunyai anak yang mendapatkan ilmu agama dengan benar serta tingkah laku yang beradab. Sehingga anak menjadi anak yang selamat dunia dan akhirat. “Pondok Pesantren mampu memberikan  ilmu agama yang benar  sekaligus membangun akhlak anak bangsa,”cetusnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya Gus Ipul mengatakan bahwa saat ini pondok pesantren mempunyai beberapa tantangan, yaitu kemajuan teknologi, bahaya beredarnya narkoba serta pornografi yang diiringi dengan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Oleh karena itu hendaknya para santri pondok pesantren mengikutsertakan teknologi dalam kurikulum pembelajaran.

Sementara itu KH. Marzuki Mustamar dalam tauziahnya mengatakan bahwa kalu menginginkan anak-anak selamat dunia dan akhirat, hendaknya mendapatkan pendidikan di pondok pesantren. Dunia pendidikan apabila pendidiknya tidak berhubungan dengan pondok pensantren dimungkinkan siswanya hanya mendapatkan ilmu tanpa mendapatkan ilmu agama dan adab yang benar.

Disampaikan pula, bahwa orang harus sadar betul bahwa kehidupan akhirat, syafaat dan ridlo dari Allah SWT lebih penting dari kebahagiaan duniawi   (**).

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *