PASURUAN, beritalima.com – Para pengusaha harus punya punya fasilitas yang cukup untuk membuang limbah pada tempatnya, jangan dibuang di sembarang tempat.
Hal itu sangat penting untuk diperhatikan para pengusaha agar supaya tidak menggangu lingkungan dan kesehatan masyarakat disekitar pabrik.
Saat ini masalah limbah di Jatim potensinya 300 juta ton, tapi yang terdeteksi sampai hari ini masih sekitar 170 juta ton, mayoritas limbah berasal dari Paiton sekitar 120 juta ton, sisanya 50 juta ton limbah berasal dari beberapa pabrik.
Hal itu diutarakan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf yang lebih akrab disapa Gus Ipul ketika meresmikan dua pabrik yaitu PT satoria aneka Industri (Satoria Pharma dan Satoria Agro), di Desa Sambisirah Kec.Wonorejo Kab.Pasuruan, Selasa (19/9).
Dalam kesempatan itu Gus Ipul juga mengemukakan, pertumbuhan ekonomi Jatim bagus mencapai 5,21 % tapi pertumbuhan industri masih 4,72 %. Padahal idealnya pertumbuhan industri harus lebh tinggi dari pertumbuhan ekonomi, maka harus dikejar.
“Saya harapkan dengan berdiri dua pabrik ini ikut menopang dan mempercepat pertumbuhan industiI di Jatim,” harapnya
Perdagangan menempati urutan ke dua dalam kontribusinya terhadap PDRB yaitu 18,7 % , sedangkan yang pertama ditempati industri olahan sebesar 29,17 %, sedangkan pertanian 13,45 %.
Sementara kontribusi industri Jatim terhadap nasional; 21 %. Struktur industry pengolahan tahun 2016 terdiri dari 16 sub sektor, dimana industri kimia farmasi dan obat tradisional menyumbang 8,3 % atau setara dengan Rp 44,49 Triliun dari total Rp 536,47 triliun. Hal itu masih dibawah sub sektor industri makanan minuman 30,4 %, dan industri hasil tembakau 27,5 %.
“Saya sambut baik berdirinya dua pabrik ini. Mudah-mudahan semua lancar dan berkontribusi terhadap pembangunan di Jatim termasuk pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan industry,”: harapnya.
Mengingat kebutuhan infus secara nasional meningkat terus, katanya, pada tahun 2012 kebutuhan masih 104 juta unit, dan tahun 2016 meningkat 150 juta unit. Diperkirakan dengan program BPJS dan lain-lain tahun 2017 mencapai 200 juta unit, dan tahun 2019 diperkirakan kebutuhan meningkat menjadi 260 juta unit. Diperkirakan akan meningkat terus. Sementara persediaan secara nasional hanya sekitar 120 juta unit selebihnya masih impor. Dengan berdirinya pabrik ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam ngeri tidak perlu impor lagi, semuanya bisa diproduksi dalam negeri.
Sementara itu, Presiden Direktur Satoria Grup Alim Satria mengatakan, PT Santoria Pharma memproduksi cairan infus dengan kapasitas produksi 50 juta botol per tahun. sedang melakukan pengembangan pabrik tahap kedua dengan kapasitas produksi 60 juta botol per tahun, Santoria Pharma juga sedang menggarap ekspansi di bidang produksi cairan pencuci darah (hemodialisa) bagi penderita gagal ginjal.
Sementara managing director Satoria Pharma dan satoria Agro Viendy Susilo Alim mengemukakan, Santoria Agro yang memproduksi sweetener, creamer dan foamer ini kapasitas produksi sweetener 50 ribu ton per tahun, creamer dan foamer 15 ribu ton per tahun. Semua telah mendapat sertifikasi ISO22000, sertifikasi halal sebagai standar kualitas dan keamanan pangan bagi konsumen.
Puncak acara ditandai dengan penandata nganan prasasti oleh Wakil Gubernur Jatim, dirjen Kefarmasian dan Alat kesehatan Dra Maura Linda Sitanggang, disaksikan Kapolda Jatim Iirjen Pol Drs Machfud Arifin, SH, Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf, SE, MMA, Presdir Satoria grup Alim Satria, dan Konsulat Jenderal RRT Gu Jingqi, Direktur Pengawas dan produksi produk Terapetik dan PKRT BPOM I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, dan undangan lainnya. (rr).