Kehadiran Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesia (FKPPI) merupakan organisasi sebagai pengingat generasi muda akan pentingnya rasa cinta tanah air. Ini penting sebab generasi muda adalah komponen cadangan yang harus siap di garis terdepan menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Majunya teknologi informasi telah membawa pengaruh terhadap pola pikir masyarakat utamanya generasi muda. Hal ini berkaitan dengan wawasan kebangsaan serta menurunnya rasa cinta tanah air dan nasionalisme,” Ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri HUT FKPPI ke 38 di Kantor Seketariat FKPPI Jatim Jalan Raden Wijaya, Surabaya, Selasa (13/9).
Ia mengatakan, selain lunturnya rasa cinta tanah air tantangan lain yang dihadapai bangsa ini ialah tingginya kesenjangan sosial. Berdasarkan data Bank Dunia sebanyak 1% penduduk menguasai hampir 50% kekayaan negara, ini membuktikan bahwa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. “Kesenjangan sosial itu juga mencakup maju dan dan tidaknya suatu daerah,” terang Gus Ipu sapaan akrab Wagub Jatim.
Ditambahkan, kesenjangan sosial juga memicu rendahnya kualitas SDM yang ada. Di Indonesia tenaga kerja di sektor formal rata-rata hanya mengenyam pendidikan selama 7 tahun, ini menunjukkan bahwa mereka hanya lulusan SD. Sedangkan yang mampu mencapai sarjana hanya sekitar 60 juta dari 251 juta penduduk yang ada, atau sekitar 6%. “Sebab inilah pemerintah terus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidkan formal, juga memberikan porsi lebih terhadap pendidikan yang berbasis ketrampilan,” tukasnya.
Menurutnya, segala tantangan tersebut bisa dihadapai karena Indonesia memiliki tiga modal dasar yang cukup kuat. Yang pertama dan utama ialah keberadaan Pancasila sebagai pedoman bangsa. Akan tetapi meski Pancasila sering diucapkan, namun PR terbesar bangsa ialah membumikan Pancasila. “Kita patut bangga karena memiliki Pancasila, namun merawatnya membutuhkan kecerdasan lebih,” imbuhnya.
Selain itu, modal dasar yang kedua yakni masih tingginya paham moderasi di Indonesia, ini menyebabkan banyak umat beragama tidak terjerembab pada ekstrimisme dan radikalisme. Lebih dari itu, sikap moderat telah mampu menjaga harmonisasi hubungan antarumat beragama yang berbeda beda. Modal dasar yang terakhir yakni mayoritas psikologis bangsa adalah membangun bukan membongkar. “Dengan tiga modal dasar yang telah saya jelaskan tadi kita perlu optimis bahwa tantangan dalam mempertahankan NKRI bisa dilakukan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasdam V/ Brawijaya Brigjen TNI Rahmat Pribadi saat membacakan sambutan Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana mengatakan, sukses dan tidaknya tujuan pembangunan bangsa dan tantangan yang ada saat ini merupakan tanggung jawab semua komponen bangsa. Apabila semua komponen bangsa bersatu padu dalam mengatasi berbagai masalah yang ada, maka bangsa Indonesia akan segera bangkit kembali dan disegani oleh bangsa lain. “FKPPI sebagai bagian keluarga TNI merupakan mitra karib dan diharapkan mampu memberikan solusi dan informasi bila terjadi masalah yang menyangkut Pancasila,” terangnya.
Ketua FKPPI Jatim Gatot Sudjito mengatakan ,dalam memperingati HUT ke 38 Tahun 2016, FKPPI mengusung tema “Bersatu dan berdaulat dalam mempertahankan pancasila UUD 1945 dan NKRI Menuju Indonesia yang Mandiri”. Ada serangkaian acara yang akan dan sudah dilaksanakan. Mulai upacara di taman makam pahlawan, donor darah, mengunjungi dan memberikan santunan kepada para veteran, hingga acara sarasehan atau seminar wawasan kebangsaan.
Ia menyampaikan, di usianya yang semakin tua, pihaknya ingin merenung kembali apa sebenarnya tupoksi FKPPI. Selain itu, apa capaian FKPPI selama 38 tahun berdiri. “Ini yang menjadi bahan evaluasi kami. terpenting, kedepan kami bertekad untuk membuat gebrakan yang nantinya bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” ujarnya. (**)