Program Inkubator Bisnis berbasis Syariah merupakan program pelatihan untuk mencetak para santri menjadi pengusaha yang tangguh, kredibel, jujur dan ber-akhlak mulia di lingkungan pondok pesantren Sunan Drajad Lamongan. Untuk itu, ayo kita Bangunkan Macan Tidur Ponpes dengan program Bisnis Syariah.
Pernyataan tersebut disampaikan Wagub. Jatim Drs. Saifullah Yusuf yang akrap disapa Gus Ipul saat memberikan pengarahan pada acara Lounching Program Inkubator Bisnis Pesantren Berbasis Syariah di Ponpes Sunan drajad kab. Lamongan, Selasa (11/10).
Dikatakan, sebetulnya bila ditelusuri pesantren memiliki sejarah panjang berkaitan dengan pengembangan dan pembangunan ekonomi. Mengapa? Karena sebelum mendirikan pondok pesantren para sesepuh dulu lebih dulu berkumpul untuk membangun keberasamaan dengan berdagang atau usaha guna memperkuat ekonomi. Setelah kondisi ekonominya kuat dan baik baru para sesepuh dan kyai membangun dan terus meningkatkan cinta tanah air. Setelah itu, membangun Pondok Pesantren- Pondok Pesantren serta mendidikan Nahdlotul Ulama ( NU).
“ Jadi, betul sekali dan sangat pas bila Bank Indonesia memberikan Pelatihan Bisnis Syariah di Ponpes Sunan Drajad bekerjasamaSuasana dengan Unair dan ITS sebagai Moderatornya atau yang lebih pas adalah tranernya/ pelatihnya,” tegas Gus Ipul.
Gus Ipul mengatakan, kami ( pemprov jatim) bangga dan mengapresiasi program Bank Indonesia ( BI) ini. Karena, program bisnis syariah ini merupakan program yang langsung menyentuh kepada masyarakat atau para santri. Sebagai gambaran umum, Indonesia yang berpenduduk lebih dari 250 juta, jumlah pengusahanya baru sekitar 23 %. Berarti jumlah tersebut sangat kurang atau tidak seimbang. Apalagi jumlah pengusaha di lingkungan Ponpes pasti tambah sediki, padahal Indonesia merupakan Negara yang penduduknya mayoritas ber-agama islam dan menjadi satu-satunya Negara yang mempunyai jumlah pondok pesantren terbanyak di dunia.
Kalau Indonesia memiliki jumlah ponpes terbanyak di dunia, begitu juga dengan prov. Jatim. Karena di jawa Timur saja jumlah ponpesnya lebih dari 10 ribu pondok pesantren, dan yang ada di Lamongan saja ada sekitar 280 ponpes. Dan jumlah ini merupakan jumlah terbesar dan terbanyak baik di jatim maupun di Indonesia serta se ASEAN. Mengapa? “Sebab, daerah atau wilayah setingkat Kabupaten mempunyai dan sudah berdiri sebanyak 280 pondok pesantren,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi BI yang telah meluncurkan program bisnis berbasis Syariah di lingkungan Pesantren. Dan lamongan ( Ponpes Sunan Drajad) di jadikan pilot project untuk program ini. “ Saya senang dan bangga Ponpes sunan drajad menjadi Pilot Project. Karena lamongan penduduknya 96,6 % adalah muslim dan sekaligus lamongan memliki jumlah terbanyak Pondok pesantren. Kalau di Sunan drajad berhasil otomatis di ponpes lainnya pasti berhasil. Insyaallah,” tambahnya.
Menurut Gus Ipul, ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh setiap santri agar program ini bisa berhasil menjadi pengusaha handal, tangguh dan ber-akhlak, jujur serta menjadi pemenang. Maka yang harus diperhatikan dan dilakukan tidak boleh tidak adalah pertama, para santri harus memiliki jiwa fishion dan bisnis dan setengah-setengah. Kedua, harus memiliki jiwa kompetisi dan daya saing karena ini sangat penting dan menentukan. Dan yang ketiga adalah para santri harus mempunyai jiwa disiplin.
Selanjutnya wagub menambahkan, lain lagi kalau ilmu bisnis yang menggunakan ilmu bisnis, politik menggunakan politik serta bisnis dengan management modern. Maka yang harus diperhatikan adalah pertama Sidiq (terpercaya ), amanah (bisa dipertanggungjawabkan), fathonah ( Cerdas/pandai, inovatif dan creative). Dan yang keempat ini adalah yang paling penting yakni komonikatif, sehingga orang lain mengerti produk kita atau apa yang sedang kita pasarkan.
“Program bisnis berbasis syariah ini bisa berhasil dan sukses, syarakatnya hanya satu yaitu kedua belah pihak harus sama- sama jujur. Tidak boleh tidak tapi harus,” jelas gus Ipul.
Program Inkubator Bisnis berbasis Syariah ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta membangun usaha dilingkungan Pesantren. Sebab, pesantren memiliki jejak sejarah pengusaha tangguh, untuk itu, dengan diluncurkannya program baik ini diharapkan Ponpes mampu mencetak kembali mutiara- mutiara tangguh dan istimewa di bidang ekonomi. Dan kedepan Pesantren bisa menjadi pemenang di negeri sendiri serta pemenang dunia di era global.
Ikut hadir dalam acara tersebut selain pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajad KH. Abd. Ghofur, Kepala Bank Indonesia wilayah jatim, Benny Siswanto, Wakil Bupati Lamongan , ibu Kartika Idawati serta hadir juga 17 Pimpinan Ponpes dari jawa Timur serta para Muspida Kab. Lamongan dan Muspika Paciran.(**).