SURABAYA, beritalima.com – Dalam rangka mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas sejak usia dini, maka kualitas guru yang mengajar pendidikan anak usia dini (PAUD) harus ditingkatkan. Peningkatkan kualitas ini penting dilakukan, sebab selain memperbaiki metode pengajaran tapi juga akan meningkatkan kesejahteraannya.
“Kedepan sesuai undang undang (UU) yang ada guru PAUD harus mendapat pelatihan yang sesuai, jika perlu disekolahkan agar bisa memiliki sertifikat,” ujar Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf pada acara Seminar Nasional PAUD Kab. Tuban Tahun 2017, di Pendopo Kab. Tuban, Sabtu (18/11).
Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim menjelaskan, Pemprov Jatim saat ini telah memiliki program menyekolahkan guru-guru Madin. Oleh sebab itu, program pelatihan untuk guru PAUD ini harus segera dibuat karena banyak guru PAUD yang belum memiliki latar belakang pendidikan usia dini. “Memang pelaksanaannya akan secara bertahap sesuai anggaran yang ada, jadi nantinya jika belum bisa sekolah maka bisa mengikuti pelatihan sesuai rencana yang ada,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini memang minimnya tunjangan bagi guru PAUD masih menjadi kendala. Namun demikian baik pemerintah daerah maupun provinsi secara bertahap berupaya menaikkan tunjangan yang ada. Karenanya, Pemprov Jatim terus mendorong kebijakan pemerintah pusat untuk bisa menggunakan dana desa untuk keberadaan PAUD di desa masing-masing. Dicontohkan, di Kab. Tuban perhatian terhadap guru PAUD cukup luar biasa, ini terbukti tunjangannya terus meningkat dari tahun ke tahun. “Bupati hendaknya mengatur agar semua PAUD di desa memiliki insentif yang seimbang sesuai aturan yang berlaku, dan tentunya pemerintah provinsi akan mengawalnya,” terang Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, Pemprov Jatim saat ini juga masih terus mencari solusi sesuai perundangan yang berlaku. Solusi ini diperlukan agar bisa melahirkan kebijakan yang akan terus menumbuhkembangkan PAUD yang ada di Jatim. Kebijakan ini termasuk dalam hal penataannya serta pemberian anggarannya. “Kami akan terus memaksimalkan kebijakan pak Gubernur soal PAUD desa, agar semua PAUD dapat menjalankan anggaran sesuai peraturan yang berlaku,” imbuhnya.
Terkait peraturan menteri perihal kabar penyebutan guru PAUD, Gus Ipul menjelaskan, saat ini pemerintah masih terus berusaha agar bisa dikembalikan seperti semula. Memang kabar ini merupakan kabar duka bagi semua guru PAUD, namun apapun sebutannya guru PAUD adalah seorang pembimbing seluruh anak PAUD yang mulia. “Usaha untuk merubah aturan tersebut kabarnya telah membuahkan hasil. Oleh karena itu saya harap guru-guru PAUD tetap maksimal dalam mengajar anak-anak, apapun identitasnya,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, Jatim memiliki jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terbanyak di Indonesia. Menurut data dari Kemdikbud jumlah tepatnya yakni 44.798 dari total 227.337 PAUD yang tersebar di Indonesia. Sedangkan jumlah total siswa PAUD di seluruh JATIM sekitar 1,3 juta anak. Namun demikian, dari 33 juta anak usia dini yang ada di Indonesia baru 5,36 juta anak yang mendapatkan layanan PAUD. Padahal berdasar survei anak yang mendapat layanan PAUD, terbukti menunjukkan perkembangan kognitif, dan sosio emosional lebih baik dibanding yang tidak mendapat layanan tersebut. “Ini menunjukkan bahwa keberadaan pendidikan PAUD sangat penting bagi anak-anak khususnya usia 0 sampai 8 tahun,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda menyampaikan, kegiatan seminar untuk guru PAUD ini rencananya akan diagendakan rutin. Ini penting dilakukan, karena untuk meningkatkan kualitas masyarakat hanya bisa dilakukan dengan pendidikan sejak dini. Apalagi, Kab. Tuban masuk dalam 10 kabupaten yang angka buta aksaranya masih tinggi di Jatim. “Semua cara baik jangka pendek maupun jangka panjang terus kita lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas masyarakat Kab. Tuban,” tukasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh serta 4880 orang peserta yang merupakan guru gabungan dari Ikatan Guru Raodhotul Athfal (IGRA), Ikatan guru taman kanak-kanak Indonesia (IGTKI), dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) se Kab. Tuban. Turut hadir Wabup Tuban Noor Nahar Husein, Forkopimda Kab. Tuban, serta Prof. Dr. M. Nuh, DEA selaku narasumber. (rr)