Dalam rangka menurunkan angka pengangguran khususnya di Jatim, Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) berkomitmen melaksanakan pemagangan tiap tahun. Sebab pemagangan merupakan salah satu metode pelatihan kerja yang dirasa efektif untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
“Kita akan memperluas pelaksanaan pemagangan di Jatim, selain jumlahnya yang ditingkatkan kerjasama dengan perusahaa-perusahaan juga akan dilakukan. Sehingga peserta magang ini nanti setelah selesai bisa langsung diterima dan sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja,” ungkap Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf pada acara Penutupan Pelatihan Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna dan Penyerahan Penghargaan Siddhajarya di Graha SIER, Rungkut, Surabaya, Kamis (15/12).
Menurutnya, pemagangan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menambah wawasan, dan meningkatkan ketrampilan kerja. Langkah ini merupakan upaya agar jangan sampai terjadi miss and match antara kebutuhan tenaga kerja dan lulusan dari dunia pendidikan. “Dengan melibatkan perusahaan dalam proses pemagangan maka mereka juga bisa ikut merumuskan programnya. Karena pada dasarnya pemagangan adalah perpaduan pelatihan di lembaga pelatihan dengan perusahaan secara langsung,” jelas Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim.
Ia menjelaskan, tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil merupakan target yang harus dicapai dalam pembangunan nasional khususnya dalam menurunkan pengangguran. Karena secara umum isu pada ketenagakerjaan adalah masih tingginua angka pengangguran. Berdasarkan data dari rilis BPS Prov. Jatim jumlah penduduk usia kerja mencapai 29,7 juta orang, dengan angkatan kerja berjumlah 19,95 juta orang, dan yang bekerja mencapai 19,1 juta orang.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim 4,21%, lebih rendah dibanding nasional yang mencapai 5,61%. Meskipun demikian permasalahan pengangguran tetap menjadi perhatian serius dan penanganan di Jatim,” ungkapnya.
Permasalahan ketenagakerjaan yang juga menjadi perhatian Pemprov Jatim lanjutnya, ialah rendahnya kualitas angkatan kerja baik dilihat dari tingkat pendidikan formal maupun tingkat ketrampilannya. Selain itu juga tidak imbangnya pertumbuhan angkatan kerja dan kesempatan kerja yang ada, serta tingkat produktivitas yang masih rendah.
“Dengan pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sekarang ini tenaga kerja kita tidak lagi bersaing dengan tenaga kerja dalam negri tapi dengan tenaga kerja luar negri. Jadi jangan sampai kita menjadi penonton di negara sendiri karena tidak mampu bersaing,” terangnya.
Gus Ipul menambahkan, dalam era globalisasi para pelaku dunia usaha dipaksa terlibat dalam persaingan ketat antar negara dan perusahaan. Persaingan tersebut bukan saja untuk merebut peluang, tapi juga untuk mempertahankan eksistensi. Karenanya baik lembaga maupun perusahaan di tingkat mikro maupun regional harus meningkatkan produktivitas. “Pemberian penghargaan Siddhakarya ini adalah dalam rangka peningkatan kesadaran akan pentingnya produktivitas, terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM),” urainya.
Pada kesempatan yang sama Dirjen Binalattas Kementrian Ketenagakerjaan RI Ir. Chaerul Anwar mengatakan, pendidikan vokasional menjadi program utama pada penerapan dunia pendidikan. Dengan prosentasi 30% teori dan 70% praktek, meskipun saat ini prosentasenya belum mencapai target yang diharapkan. Balai Latihan Kerja (BLK) juga sudah didorong untuk melakukan pelatihan, karenanya forum pemagangan menjadi bentuk kerjasama secara langsung dengan perusahaan.
“BLK diharapkan bisa melakukan komunikasi lebih awal dengan dunia industri, sehingga kebutuhan tenaga kerja bisa segera terpenuhi dan sesuai. Tahun 2017 program pemagangan menjadi prioritas, dan di Desember 2016 ini akan ada Deklarasi Program Nasional yang bekerjama dengan sekitar 2 ribu perusahaan di Jabodetabek,”terangnya.
Sementara itu, Kepala Disnakertransduk Prov. Jatim Dr. Sukardo, M.Si menyampaikan, pelaksanaan pemagangan itu bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan tempat magang, dan mengisi lowongan pekerjaan di tempat pemagangan. Juga untuk meningkatkan daya saing pada pasar kerja dan pasar bebas MEA Tahun 2016. Jumlah peserta Pelatihan Pemagangan tersebut sebanyak 950 orang. Tempat pemagangannya pada 42 perusahaan, yang tersebar diwilayah Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Malang, Batu, Kediri, Blitar dan Lamongan. (**).