Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (Ka Kwarda) Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf melantik Pimpinan Satuan Komunitas (Sako) dan Majelis Pembimbing (Mabi) Pramuka Sekawan Persada Nusantara (SPN) Jatim yang berjumlah 57 orang dan berasal dari perwakilan LDII kab/kota se Jatim di Kantor Kwarda Jatim, Jl. Kertajaya, Surabaya, Rabu (14/12).
Dalam sambutannya Wagub yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan, Sako Pramuka merupakan satuan organisasi penyelenggara pendidikan kepramukaan yang berbasis profesi, aspirasi dan agama. Karenanya Sako adalah program andalan yang diharapkan bisa menggerakkan masyarakat luas untuk peduli pada pramuka serta mau ambil bagian di dalamnya. “Pramuka ini bukan hanya milik pemerintah atau orang yang memakai seragam pramuka, tapi pramuka milik bersama, milik rakyat,” ungkapnya.
Gus Ipul juga mengampanyekan gerakan Pramuka merupakan salah satu gerakan pembentuk karakter bangsa. Anak muda yang ikut kegiatan ini diharapkan mampu menjadi generasi yang peduli terhadap sekitarnya. Ia sangat antusias dalam menjelaskan manfaat yang diperoleh dari kegiatan pramuka. “Saya ingin pramuka ini tidak hanya menjadi tempat bekerja tapi juga bermain dan belajar. Pramuka harus mampu mengajak anak muda untuk menjauhi sifat buruk dan mengurangi kegiatan yang kurang bermanfaat”, ujarnya.
Menurutnya, meskipun manfaat Pramuka cukup banyak namun PR besarnya ialah bagaimana membuat Pramuka bisa diterima oleh remaja menjadi wadah yang menjanjikan untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, sekaligus untuk membangun jaringan. Salah satu cara yang bisa ditawarkan yakni dengan memasukkan unsur teknologi dalam kegiatan kepramukaan. Dicontohkan dulu aktivitas pencarian jejak dilakukan dengan memberi petunjuk konvensional, akan tetapi sekarang bisa dilakukan menggunakan GPS yang tersedia pada gadget.
“Kami ingin memasukkan teknologi pada Pramuka sehingga lebih banyak generasi muda yang tertarik dengan Pramuka. Kita ingin mereka menjadi generasi yang cinta ilmu, cinta tuhan, cinta tanah air juga cinta ketrampilan sehingga mereka bisa menjadi pemenang di masa yang akan datang,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, tema Pramuka tahun 2017 adalah membangun keragaman yang diwujudkan lewat pembangunan “Kampung Kelir”. Tema ini dibuat karena untuk menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Selain itu untuk menjadikan warna-warni menjadi bagian dalam hidup dan membuktikan bahwa warna-warni itu indah. “Jika sebuah kampung dicat warna-warni akan mendorong warganya untuk hidup bersih, membiasakan gotong royong dan membangun kebersamaan. Dalam sebuah Kampung Kelir tersimpan manfaat yang mengganggu kehidupan kita sehari-hari,” urainya.
Ia berharap, Sako Pramuka yang baru saja dilantik bisa membantu mewujudkan Kampung Kelir di sekitar lingkungannya. Pembangunannya bisa dimulai dari satu RW, karena manfaatnya cukup besar maka akan ditiru oleh lainnya. “Perwujudan Kampung Kelir binaan Pramuka Jatim sudah dianggarkan pada Tahun 2017. Oleh sebab itu Sako yang baru saya lantik ini selama 6 bulan kedepan harus bisa menciptakan Kampung Kelir,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Satuan Komunitas Daerah (Sakoda) SPN Jatim Kak Yus mengatakan, Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan Non Formal akan melengkapi Pendidikan Informal maupun Pendidikan Informal, mengingat Pendidikan Formal saja tidak akan cukup menghasilkan kaum muda yang handal dan berkarakter. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa terletak pada kamum muda, karenanya dengan kesempatan bonus demografi, diharapkan bisa dimaksimalkan sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa yang unggul dan maju.”Untuk menghadapi tantangan ini peran pendidikan Kepramukaan sangat penting sebagai wadah pembentukan karakter kaum muda,” jelasnya. (**)