Gus Ipul : Masak Cium Tangan Orang Tua, Saya Dibully

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com : Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan politik, telah menyebabkan munculnya beragam persoalan. Tetapi masyarakat pesantren sudah terbiasa bergumul dengan persoalan hidup. Untuk mencari jalan keluar dari problem ini, masyarakat bawah bisa kembali ke pesantren.

Itu antara lain sambutan Wakil Gubernur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf alias Gus Ipul saat menbuka acara “Temu Kangen dan Bahtsul Masa-il IKSAAJ NUSANTARA”. Acara ini digelar, Minggu (4/1/2018) oleh Ikatan Santri Alumni Al-Ikhsan, Jrangoan Omben Sampang, Madura, di Surabaya.

Dunia pesantren, kata Gus Ipul, sudah terbiasa melakukan kajian atas berbagai masalah yang biasa berkembang di tengah-tengah masyarakat. Sebab, ujar cagub Jatim yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno ini, pesantren memiliki banyak kitab-kitab kuningan karya para ulama besar.

Para santri, jelas Gus Ipul, sudah terbiasa dengan kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan dalam penetapan hukum. Mereka belajar, membacanya berulang-ulang serta melakukan pengkajian. “Para santri seperti di pesantren Al Ikhsan Omben Jragoan ini juga sudah bisa mengaji kitab dengan para ulama,” kata Gus Ipul disambut tepukan peserta bahtsul masaail.

Dari kitab-kitab itulah, lanjut Gus Ipul, para ulama dan kiai mengambil referensi untuk memberi jalan keluar yang dihadapi masyarakat. “Persoalan yang berkembang di tengah masyarakat, dibahas oleh para ulama lewat jalan musyawarah. Musyawarahnya itu lewat forum bahtsul masaail,” ujar Gus Ipul.

Bahtsul Masaail dilakukan dengan jalan mencari dalil agama, baik lewat nash Alquran maupun hadits nabi. Para ulama lalu berijmak. Kalau masih belum menemukan dalil yang tepat, maka para ulama akan menggunakan meknisme qiyas. Jadi untuk sampai pada kesimpulan hukum, jalannya sangat panjang,” jelas Gus Ipul.

Beberapa peserta bahtsul masaail muncul pertanyaan seputar cium tangan Gus Ipul kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnopuri. Menjawab pertanyaan yang beredar di tengah masyarakat itu, Gus Ipul menjelaskan ada banyak orang yang telah berperan dalam hidupnya selama ini.

Salah seorang yang dimaksud Gus Ipul adalah Megawati. Selain ibu kandungnya, Nyai Sholehati, Gus Ipul pernah diasuh dan dibimbing oleh Nyai Muchassonah Iskandar selama beberapa tahun. “Beliau ibundanya Pak Muhaimin Iskandar. Saya mondok dan nginapnya di rumah beliau yang merupakan kakak kandung ibu saya,” ujar Gus Ipul.

“Lalu Ny Nuriyah Shinta Rahman, isteri Gus Dur,” kata Gus Ipul. Selama kuliah, Gus Ipul tinggal di keluarga Gus Dur. Setelah itu, bersama Muhaimin, oleh Gus Dur, ia dititipkan ke Megawati. “Beberapa tahun saya ikut Bu Mega. Sampai akhirnya beliau yang membantu pernikahan saya dengan isteri saya sekarang itu,” kata Gus Ipul.

Jadi, lanjutnya, ada lima (5) orang perempuan yang memiliki peran besar dalam perjalanan hidupnya selama ini. Ibu kandungnya, ibundanya Muhaimin Iskandadar, isterinya Gus Dur, Megawati dan ibu mertunya. “Masak cium tangan orang tua ibu saya dibully,” katanya disambut tawa hadirin.

Saat menutup acara pembukaan bahtsul masaail, pengasug pondok, KH Mahrus Malik, mendoalan agar Gus Ipul sukses mengemban amanat memimpin Jawa Timur. Para peserta juga menyatakan siap membabtu dan berharap Gus Ipul memenangkan kontestasi dalam pilgub 2018 mendagang. (Ef)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *