BOJONEGORO, beritalima.com – Masyarakat harus pandai-pandai melihat situasi, mencermati keadaan, dan mengakrabkan lingkungan dengan baik. Di setiap kabupaten ada titik-titik rawan longsor, termasuk di Kab Bojonegoro. Di Jatim ada 300 titik yang rawan longsor.
“Kita harus saling mengingatkan terutama kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan bencana, baik bencana banjir, longsor maupun puting beliung”
Hal itu diutarakan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf dihadapan ribuan jamaah Keluarga santri dan alumni PP Langitan (Kesan Langitan) dan masyarakat yang mengikuti pengajian umum dalam rangka Isro Miroj Nabi Muhammad, di PP Darun Najah Jl. Buyut Dali Kemamang Kecamatan Balen, Kab. Bojonegoro, Senin (10/4) malam.
Menurutnya, akhir-akhir ini perubahan iklim sangat ekstrim. April diprediksi curah hujan sangat tinggi, di laut selatan ombak sangat tinggi, dan tiupan angin sangat kencang di beberapa tempat. Perubahan iklim yang sangat cepat ini tidak biasa.
Sebenarnya Allah SWT sudah memberikan tanda-tanda, lanjutnya, semua bencana atau kerawanan-kerawanan bencana bisa diketahui sebelumnya, baik melalui tanda-tanda alam ataupun dengan menggunakan teknologi canggih. Sebelum longsor ada tanda-tanda keretakan, tanah turun dan sebagainya.
Seperti misalnya, musibah yang terjadi di Ponorogo dan Nganjuk. Sebenarnya masyarakat Ponorogo sudah mengungsi sejak 13 maret masyarakat sudah melaporkan ada keretakan dan tanah turun, sehingga diputuskan untuk mengungsi seminggu sebelumnya. Namun, hari itu nampak cuaca nampak cerah, maka sebagian masyarakat pulang ke rumah, untuk bersih-bersih rumahnya dan ada yang panen jahe. Saat itulah terjadinya musibah.
“Oleh karena itu kita harus membantu masyarakat menangani kerawanan bencana agar supaya tidak sampai terjadi musibah lagi,” pesannya.
Berkaitan dengan Keluarga santri dan alumni PP Langitan (Kesan Langitan), Gus Ipul – sapaan akrab Wagub Jatim menyatakan kebanggaan dan kekagumannya terhadap para santri Langitan yang masih ingin sambung dengan para guru/ kyai dan segenap pengasuh PP Langitan. Selain dapat menyumbangkan llmunya bagi masyarakat, para alumni ponpes Langitan yang tersebar di daerah-daerah diharapkan agar dapat memberikan memotivasi mendorong generasi muda melalui gerakan mondok di pesantren, serta memperjuangkan lembaga-lembaga pendidikan non formal,
Dengan mengikuti majelis ini diharapkan dapat menambah ilmu. Orang yang takut kepada Allah yang punya ilmu, dan orang yang punya ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah. Mudah-mudahan yang datang dalam majelis ini diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena ilmunya tambah.
Majelis seperti ini yang membuat Jatim maju, karena melalui pengajian ini yang hadir diajak memahami segala hal yang berkaitan dengan agama, sekaligus urusan dunia. Sehingga selamat dunia sampai akherat.
Pesan Gus Ipul, selama di dunia ini harus punya keluarga yang baik, yaitu, yang pertama dekat dengan Allah. Kedua, keluarga yang punya ilmu cukup sehingga mengerti dan bisa membina keluarganya dengan baik. Melalui majelis ini, selain tambah ilmu, juga mengharap keberkahan dari Allah SWT.
Sementara, pengasuh PP Darun Najah KH Asnawi mengatakan, ‘Kesan Langitan’ adalah sebuah organisasi keagamaan yang dibentuk oleh masyayikh Kyai Langitan, untuk mengikat tali silaturahmi para alumni santri Langitan yang berada di daerah-daerah.
Peringatan Isro’ Mi’roj dhadiri pengasuh ponpes Langitan KH Ubadillah Faqih dan ribuan masyayikh Ponpes Langitan, juga dimeriahkan grup sholawat al Muqtashida dari Ponpes Langitan Widang Tuban (**).