PASURUAN, beritalima.com – Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan melalui tiga hal, yakni kualitas pengajar/dosen, sarana prasarana dan tata kelola. Ketiga hal ini penting dilakukan mengingat tantangan PTKIS ke depan semakin besar dalam menghadirkan generasi yang berkualitas di masing-masing bidang keilmuan.
Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri acara halal bihalal dan workshop PTKIS se-wilayah tapal kuda di Sekolah Tinggi Agama Islam/STAI Salahuddin Kab. Pasuruan, Selasa (25/7).
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim mengungkapkan, dosen atau pengajar sangat menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sehingga dosen yang dimiliki harus berkualitas. Selain itu, perguruan tinggi harus mendorong dan memberikan kesempatan bagi dosen untuk terus mengembangkan keilmuannya. “Kualitas dosen menentukan 50 persen hasil belajar mengajar. Ini juga bagian dari proses memajukan Jatim,” jelasnya.
Faktor kedua adalah sarana dan prasarana. Fasilitas pendidikan terutama daya dukung utama terhadap keilmuan yang diajarkan sangat diperlukan, seperti keberadaan laboratorium praktek. Selain dosen dan sarana prasarana, faktor yang juga harus diperhatikan PTKIS adalah tata kelola atau manajemen pengelolaannya. “Bagaimana suatu sistem pendidikan ditunjang dengan sistem anggaran dan kepemimpinan yang baik. Elemen-elemen ini menjadi penting dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas,” ungkapnya.
Menurutnya, selama suatu perguruan tinggi dikelola dengan baik, insyaAllah tidak akan kekurangan mahasiswa. Terlebih bila program bidikmisi bagi mahasiswa kurang mampu diperluas lagi hingga ke perguruan tinggi swasta. “Ini memang bukan sesuatu yang gampang. Saya percaya bapak ibu semua sudah bekerja keras melakukan terbaik,” katanya.
Ditambahkannya, saat ini jumlah penduduk Indonesia yang berpendidikan sarjana kurang lebih 13 juta orang atau 5-6 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini masih jauh dibanding negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia. Akan tetapi jumlah ini akan terus meningkat bila didukung dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang berkualitas.
“60 persen sarjana kebanyakan adalah sarjana agama. Saya ingin memperkuat lulusan sarjana di bidang politeknik. Saya ingin mengajak semua untuk mengumpulkan seluruh PTKIS untuk bersama-sama saling mendukung satu sama lain,” katanya.
Saat ini di Jatim terdapat 363 perguruan tinggi swasta yang bernaung di bawah Kemenristekdikti, dengan 18.088 dosen dan menampung sebanyak 565.309 mahasiswa. Dengan kata lain sekitar 70 persen mahasiswa sekolah di perguruan tinggi swasta. Sedangkan di bawah Kementerian Agama terdapat sebanyak 130 Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) dengan 3.797 dosen.
Ke depan, Gus Ipul berharap ada Asosiasi PTKIS se-Jatim yang mampu menjadi wadah menyalurkan aspirasi serta memfasilitasi dialog dengan pemerintah yang lebih terstruktur. Ia juga mengusulkan PTKIS untuk tak ragu meniru sistem perguruan tinggi lain yang sudah maju untuk kemudian dilakukan modifikasi dan inovasi. “Mari lakukan ATM, Amati, Tiru, Modifikasi, kemudian terapkan di wilayah masing-masing. Bila sudah berhasil kemudian dimodifikasi sehingga kita bisa mengelola perguruan tinggi sesuai perkembangan jaman,” harapnya.
Di akhir, menghadapi era industrialisasi dan digitalisasi, Gus Ipul berharap PTKIS bisa terus mengembangkan kerjasama terutama di bidang penelitian atau riset. Selain itu, ia berharap PTKIS dapat membantu pengembangan madrasah diniyah/madin. “Saya harap PTKIS bisa menggandeng madin, terutama dalam peningkatan kualitas guru-gurunya mengingat jumlah madin di Jatim ini sangat banyak,” pungkasnya. (rr)